MOSKOW, KOMPAS.TV - Barat menggunakan tipu muslihat secara terang-terangan dalam upayanya memikat negara-negara berkembang dan mayoritas global untuk mendukung "formula perdamaian" yang disorong-sorong Presiden Ukraina, Vladimir Zelenskyy, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Jumat (15/9/2023) sebagaimana dilaporkan hari Sabtu, (16/9/2023).
"Baru-baru ini, mereka [negara-negara Barat] mencoba menarik negara-negara mayoritas global memberi dukungan bagi formula ini," kata Lavrov dalam diskusi kelompok tentang potensi penyelesaian krisis Ukraina, seperti laporan TASS, Sabtu, (16/9/2023).
"Barat pikir mereka berurusan dengan orang-orang yang naif, yang tidak berpengalaman dalam diplomasi dan interaksi normal antara orang dewasa," kata Lavrov
"Tidak perlu bahkan untuk menjelaskan bahwa ini adalah penipuan dan tipu muslihat sederhana, yang semuanya tentang menarik negara-negara normal ke dalam konstruksi yang benar-benar tidak realistis, anti-Rusia, dan didasarkan pada ultimatum, lalu bersembunyi di antara nama-nama negara ini, mengumumkan, 'Tahukah, dukungan terhadap [formula perdamaian Kiev] semakin meningkat di kalangan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin,'" kata Lavrov.
Baca Juga: Putin Tegaskan Rusia Selalu Siap Berunding, Ingatkan Kiev Berhenti Membebek Negara Lain
Menurut Lavrov, Barat terus-menerus mengklaim "formula perdamaian" yang disebut-sebut ini adalah satu-satunya jalan menuju perundingan.
"Saya sama sekali tidak terkejut, karena ini adalah metode licik yang sama yang digunakan Barat tidak hanya terkait dengan Ukraina, tetapi juga dalam banyak bidang politik global lainnya," kata Lavrov.
Presiden Ukraina Zelenskyy di KTT G20 November tahun lalu mengatakan Kiev memiliki "rencana untuk mencapai perdamaian" yang terdiri dari sepuluh poin. Di antara poin-poin tersebut adalah keamanan nuklir, pangan, dan energi, serta pertukaran "tahanan" secara "penuh," serta penarikan pasukan Rusia dan pemulihan integritas teritorial Ukraina.
Lavrov kemudian mengecam rencana ini sebagai "inisiatif yang tidak masuk akal" yang "menumpuk segala sesuatu di atas tumpukan yang lain."
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.