PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara menegaskan mulai simulasikan serangan nuklir dengan menembakkan dua rudal balistik jarak dekat, Rabu (30/8/2023).
Pihak Korea Utara mengungkapkan bahwa target dari uji coba pembumihangusan tersebut adalah Korea Selatan.
Uji coba tersebut merupakan respons dari latihan gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) yang tengah berlangsung.
Baca Juga: Putin dan Kim Jong-Un Makin Mesra, Potensi Kesepakatan Senjata Rusia-Korea Utara Terus Maju
Uji coba serangan nuklir tersebut diungkapkan oleh Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea Utara (KPA), pada pernyataan yang dilaporkan KCNA, Kamis (31/8/2023).
“KPA melakukan simulasi latihan penyerangan nuklir taktikal yang membumihanguskan pusat komando besar dan lapangan terbang operasional gangster militer ROK (Korea Selatan) pada Rabu malaem,” ujar mereka dikutip Al-Jazeera.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengungkapkan bahwa rudal Korea Utara diluncurkan dari sekitar Pyongyang dan melaju hingga 360km, sebelum mendarat di pantai timur semenanjung Korea.
JCS menyebut peluncuran itu sebagai provokasi besar yang mengancam perdamaian internasional dan melawan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang peluncuran balistik apa pun oleh Korea Utara.
Dikatakan bahwa otoritas intelijen Korea Selatan dan AS sedang menganalisis rincian peluncuran tersebut.
Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah AS mengerahkan pesawat bomber B1-B sebagai bagian dari latihan militer berskala besar, Ulchi Freedom Shield.
Baca Juga: Malaysia Ngamuk ke China, Tolak Peta Baru Keluaran Beijing Atas Klaim Laut China Selatan
Pyongyang pun mengeklaim bahwa latihan tersebut merupakan awalan dari invasi ke negara tersebut.
Korea Utara sendiri telah mencatatkan sejumlah tes persenjataan tahun ini.
Apalagi, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un melanjutkan rencananya untuk pembangunan senjata baru dan modernisasi militer.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.