RIYADH, KOMPAS.TV - Organisasi Human Rights Watch (HRW) menyebut pasukan penjaga perbatasan Arab Saudi membantai ratusan migran Ethiopia tak bersenjata yang melintas dari perbatasan Yaman beberapa tahun belakangan. Laporan HRW yang dirilis pada Senin (21/8/2023) menyebut pasukan Saudi menembaki migran menggunakan senapan mesin dan mortir.
Organisasi hak asasi manusia itu menyitir keterangan sejumlah saksi mata yang menyebut jumlah kematian sebenarnya dari serangan pasukan Saudi "mungkin ribuan." Organisasi tersebut juga melampirkan gambar mayat-mayat dan kuburan di jalur migran dari Yaman ke Arab Saudi.
HRW mengaku telah berbicara dengan 38 migran Ethiopia dan empat kerabat dari migran yang berusaha menyeberang ke Saudi antara Maret hingga Juni 2023. Para saksi mengaku melihat pasukan perbatasan Saudi menembak migran atau mengebom mereka.
Baca Juga: Arab Saudi Tunjuk Dubes Pertama untuk Palestina, Israel Tak Izinkan Misi Diplomatik di Yerusalem
Organisasi itu juga mengaku telah menganalisis lebih dari 350 video dan gambar yang dikumpulkan antara 12 Mei 2021 hingga 18 Juli 2023. HRW pun mengeklaim telah memeriksa citra satelit seluas ratusan kilometer persegi dalam kurun Februari hingga Juli 2023.
"Bukti-bukti ini menunjukkan migran yang mati dan terluka di perjalanan, di kamp-kamp dan fasilitas medis, bagaimana situs kuburan dekat kamp migran terus meluas, perluasan infrastruktur keamanan perbatasan Arab Saudi, dan rute-rute yang kini digunakan migran untuk menyeberang ke perbatasan," demikian tulis laporan HRW dikutip Associated Press.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan telah menanyai Arab Saudi mengenai dugaan pembantaian migran Ethiopia yang menyeberang dari Yaman.
Di lain sisi, seorang pejabat pemerintahan Arab Saudi menyangkal laporan HRW. Pejabat Riyadh itu menyebut laporan HRW "didasarkan sumber tidak reliabel dan tidak terbukti."
Sementara itu, pemberontak Houthi di Yaman urung mengomentari dugaan pembantaian tersebut. Pemberontak Houthi disinyalir mengantongi puluhan ribu dolar per tahun dalam operasi penyelundupan migran ke Arab Saudi.
Perang sipil di Tigray yang berlangsung dua tahun membuat puluhan ribu warga Ethiopia kehilangan tempat tinggal dan mesti mengungsi. Menurut statistik Organisasi Migrasi Internasional (IOM), sekitar 450.000 dari total 750.000 orang Ethiopia di Saudi diduga masuk secara ilegal.
Baca Juga: Murka, Irak Tuntut Swedia Ekstradisi Imigran Irak yang Bakar Al-Quran untuk Diadili Hukum Irak
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.