QUITO, KOMPAS.TV - Enam orang dilaporkan telah ditangkap atas pembunuhan calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio.
Terungkap bahwa pelakunya merupakan warga asing, yaitu dari Kolombia, dan satu orang lainnya tewas saat terjadi aksi tembak menembak dengan polisi, Kamis (10/8/2023).
Villavicencio terbunuh saat meninggalkan area kampanye di Quito, Rabu (9/8/2023).
Kementerian Dalam Negeri Ekuador mengungkapkan penyelidikan polisi atas insiden tersebut tengah dilakukan.
Baca Juga: Kandidat Presiden Ekuador Ditembak Mati saat Kampanye, Geng Kriminal Diyakini Pelakunya
Menteri Dalam Negeri Ekuador, Juan Zapata mengatakan petugas kepolisian akan bekerja keras menemukan motif kejahatan ini dan aktor intelektualnya.
Zapata mengungkapkan seperti dilansir dari BBC, enam orang yang ditahan diidentifikasi sebagai Andres M, Jose N, Eddy G, Camilo R, Jules C, dan John Rodriguez.
Ia menambahkan saat penyerbuan polisi yang berujung penangkapan mereka, petugas kepoisian menemukan rifle, senapan mesin ringan, empat pistol, tiga granat, empat kotak amunisi, dua sepeda motor dan sebuah kendaraan yang dilaporkan dicuri dalam kepemilikan kelompok tersebut.
Villavicencio diketahui sebagai salah satu pengkritik yang vokal terhadap organisasi kejahatan.
Ia merupakan salah satu dari sedikit kandidat presiden yang menuduh adanya hubungan antara korupsi dan pejabat pemerintah.
Presiden Guillemo Lasso mengatakan pembunuhan itu merupakan upaya menyabotese pemilihan umum.
Ia pun menambahkan pemilu akan tetap dilaksanakan seperti semula, pada 20 Agustus, meski negara dalam keadaan darurat.
Lasso mengatakan organisasi kejahatan berada di belakang pembunuhan, dan meminta agen federal AS untuk membantu investigasi.
Villavicencio, yang merupakan anggota dari Majelisi Nasional Ekuador, ternyata pernah mendapatkan ancaman dari geng kriminal bernama Los Choneros bulan lalu.
Baca Juga: Kian Panas, Polandia Tempatkan 10.000 Tentara di Perbatasan Belarusia, Khawatir Serangan Wagner?
Setelah pembunuhan itu, muncul video di media sosial di mana sekelompok orang bersenjata menggunakan balaclavas mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Mereka mengeklaim bagian dari Los Lobos, yang merupakan rival Los Choneros.
Namun, beberapa jam kemudian muncul kembali video dari sejumlah orang, kali ini tak menggunakan masker, dan mengaku sebagai anggota Los Lobos, dan membantah memiliki peranan dalam pembunuhan itu.
Mereka mengeklaim bahwa video sebelumnya merupakan usaha dari lawan mereka untuk menjebak mereka bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.