STOCKHOLM, KOMPAS.TV - Puluhan orang dilaporkan cedera setelah festival Eritrea diserbu oleh ribuan demonstran di Stockholm.
Dilaporkan lebih dari 50 orang cedera dan puluhan lainnya ditahan di Stockholm setelah penentang Pemerintahan Eritrea menyerbu festival yang diselenggarakan pendukung rezim itu, Rabu (3/8/2023).
Sekitar 1.000 demonstran anti-pemerintah Eritrea yang diberi izin mengadakan protes di dekatnya, menerobos penghalang polisi.
Mereka juga merobohkan tenda festival dan membakar stan serta kendaraan.
Baca Juga: Donald Trump Mengaku Tak Bersalah atas Dakwaan Pilpres AS, Akui Terancam Dipenjara 561 Tahun
“Pertemuan publik lainnya terjadi di dekat lokasi festival di mana terjadi kerusuhan hebat,” ujar pihak kepolisian dikutip dari The Guardian, Kamis (4/8/2023).
Mereka menambahkan telah menahan sekitar seratusan orang.
Polisi mengungkapkan mereka berjaga di tempat kejadian, di sekitar barat laut Stockholm.
Mereka juga menegaskan akan melanjutkan usaha untuk menghalau aksi kriminal dan memulihkan keadaan.
Menurut juru bicara kepolisian, mereka mengatakan akan membuka penyelidikan terkait kekerasan dan pembakaran serta mengganggu pekerjaan polisi dan layanan penyelamatan.
Polisi mengatakan setidaknya 52 orang membutuhkan bantuan medis, baik di tempat atau di klinik dan rumah sakit setempat.
Baca Juga: Terungkap, Militer Ukraina Mengakui Lakukan Serangan ke Jembatan Krimea Juli Lalu
Pada pukul 7 malam, otoritas Kesehatan Stockolm mengungkapkan 15 orang telah dibawa ke rumah sakit.
Sebanyak 8 orang mengalami cedera serius, dengan tujuh di antaranya mengalami cedera minor.
Swedia merupakan rumah dari puluhan ribu orang dengan keturunan Eritrea.
Festival yang dikhususkan untuk warisan budaya Eritrea ini merupakan acara tahunan yang diadakan sejak 1990-an, namun dikritik karena diduga berfungsi sebagai alat promosi dan sumber uang bagi negara Afrika.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.