NAIROBI, KOMPAS.TV - Jumlah korban jiwa terkait praktik sekte mati kelaparan di Kenya menjadi 403 jiwa per Senin (17/7/2023). Jumlah korban bertambah usai petugas menemukan 12 jenazah baru pada Senin (17/7).
Selain 403 korban tewas, petugas berhasil menyelamatkan 95 orang dari ritual kelaparan. Sebanyak 37 tersangka pun ditangkap, termasuk pemimpin sekte, Pendeta Paul Mackenzie.
Tersangka dan korban selamat pun dilaporkan sempat melakukan aksi mogok makan di penjara dan posko penyelamatan. Kebanyakan dari mereka disebut bersedia makan kembali, tetapi seorang tersangka kemudian tewas dalam tahanan.
Baca Juga: Presiden Kenya Marah 47 Mati Kelaparan karena Ritual Sekte Sesat: Terorisme, Kriminal Menyaru Pastor
Petugas di Kenya sendiri masih melakukan penyelidikan dan pencarian sehubungan kasus ini. Penyidik disebut masih menemukan kuburan massal sejak kasus ini mulai terungkap pada Maret 2023 silam.
Kantor Palang Merah Kenya yang berada di dekat tempat kejadian perkara, Desa Shakahola, Malindi sejauh ini melaporkan ada 613 orang hilang.
Kepala Provinsi Pesisir Kenya Rhoda Onyancha melaporkan bahwa, dari 403 jenazah yang ditemukan, 253 di antaranya telah dites DNA. Kebanyakan jenazah dalam kondisi membusuk ketika ditemukan.
Paul Mackenzie sendiri pindah ke dekat Malindi pada 2019 silam usai gerejanya ditutup karena ajaran kontroversial. Ajaran Mazkenzie salah satunya adalah meminta anak-anak tidak bersekolah.
Presiden Kenya William Ruto menyebut kasus sekte mati kelaparan Malindi sebagai kejahatan "seperti terorisme." Kendati sudah menahan puluan tersangka, Mackenzie dan kawan-kawan saat ini belum diproses pengadilan.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun Parah di Kenya Tewaskan 51 Orang, Truk Tabrak Pasar Pinggir Jalan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.