PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara membuktikan bahwa ancamannya ke Amerika Serikat (AS) serius.
Hal itu dibuktikan dengan menembakkan rudal balistik Hwasong-18, yang sempat terbang selama 74 menit.
Rudal balistik interkontinental atau antarbenua (ICBM) itu ditembakkan, Rabu (12/7/2023), dan menandai babak baru konfrontasi Korea Utara dengan AS dan sekutunya.
Dikutip dari CNN, waktu penerbangan yang mencapai 74 menit mewakili kemajuan marjinal pada rudal yang telah diuji Korea Utara pada Maret dan April lalu.
Baca Juga: Korea Utara Klaim Pukul Mundur Pesawat mata-Mata AS, Adik Kim Jong Un Beri Ancaman Keras
Keduanya yang juga merupakan ICBM, memiliki jangkauan yang diperlukan untuk berpotensi mencapai AS.
Rudal yang diluncurkan pada Rabu itu akhirnya mendarat di perairan di dekat Jepang.
Hal itu terjadi setelah pada awal pekan ini Pyongyang mengancam akan menembak jatuh pengintai militer AS yang terlibat dalam apa yang disebut sebagai kegiatan “spionase permusuhan” di dekat wilayahnya.
Hwasong-18 merupakan rudal berbahan bakar padat yang lebih sulit dideteksi dan dicegat daripada ICBM berbahan bakar cair Korea Utara lainnya.
Pengamat mengatakan Hwasong-18 dapat memungkinkan Korea Utara meluncurkan rudal jarak jauh lebih cepat dan mudah karena peningkatan program rudalnya.
Baca Juga: Efek Pembakaran Al-Quran, PBB Setujui Resolusi Larang Kebencian Beragama, Sempat Ditentang Barat
Kantor Berita Korea Utara (KCNA) melaporkan bahwa peluncuran rudal tersebut dilakukan pada periode yang sulit.
Mereka menegaskan sistuasi keamanan militer di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah mencapai fase krisis nuklir di luar area Perang Dingin, karena yang dilakukan AS dan provokasi militer pasukan di bawahnya yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Korea Utara telah diintensifkan.
Media Korea Utara itu juga menambahkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi langsung uji tembak Hwasong-18.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.