PARIS, KOMPAS.TV - Polisi yang tembak mati remaja 17 tahun di Paris, Prancis akhirnya minta maaf.
Polisi tersebut juga didakwa dengan pembunuhan. Dia juga telah ditahan karena lakukan pembunuhan terhadap remaja Prancis yang diidentifikasi sebagai Nahel M.
Nahel M yang merupakan pengemudi pengantaran ditembak mati saat sedang mengemudi dan mobilnya pun tabrakan.
Kematian Nahel membuat kemarahan warga Prancis murka, dan menyebabkan gelombang protes serta kemarahan di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Injak Semut Api, Seorang Wanita di AS Dilaporkan Meninggal Dunia
Polisi yang menembak Nahel pun meminta maaf kepada keluarganya saat tengah berada di tahanan.
Pengacara sang polisi, Laurent-Franck Lienard mengatakan polisi tersebut begitu hancur dan tidak berniat bangun pagi untuk membunuh orang.
“Kata pertama yang diucapkannya adalah meminta maaf, dan kata terakhirnya adalah meminta maaf kepada keluarganya,” ujar Lienard dikutip dari BBC, Jumat (30/6/2023).
Sang polisi yang membunuh Nahel mengatakan dirinya menembak karena merasa nyawanya dalam bahaya.
Meski begitu, aksi protes yang berujung kekerasan dan kerusuhan terjadi di sejumlah wilayah.
Bahkan sebuah aksi protes yang dipimpin oleh ibu Nahel akhirnya berujung dengan baku pukul pada Kamis (29/6/2023).
Pada malam ketiga kerusuhan, para pengunjuk rasa ditangkap di Lille dan Marseille.
Baca Juga: Penyelidikan Puing-puing Titan Diperlukan Untuk Mengetahui Penyebab Kapal Selam Meledak
Di Kota Nanterre.yang merupakan tempat remaja tersebut terbunuh, sebuah api besar melalap lantai dasar gedung tempat sebuah bank berlokasi.
Menurut Menteri Daam Negeri Prancis, Gerald Darmain, sebanyak 170 petugas terluka pada bentrokan Rabu (28/6/2023), dan 180 orang telah ditangkap.
Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan ia mengerti kemarahan warga, tetapi mengutuk kerusuhan tersebut.
“Tak ada yang bisa membenarkan kekerasan yang terjadi,” ujarnya.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.