WELLINGTON, KOMPAS.TV – Merayakan Iduladha di negara mayoritas non-muslim mungkin menjadi tantangan tersendiri. Namun tidak demikian jika Anda merayakannya di Wellington, Selandia Baru. Perayaan Iduladha berlangsung meriah di Sky Stadium, stadion terbesar di Wellington dengan bazaar dan aktivitas menarik lainnya selepas solat Id.
Umat muslim di Selandia Baru merayakan Iduladha pada Kamis (29/6/2023). Berbagai aktivitas pun dilakukan untuk memberikan suasana meriah dalam perayaan ini selayaknya yang dilakukan di negara-negara mayoritas muslim.
Alunan takbir dilantunkan dengan syahdu sejak pukul 08.00 pagi di Sky Stadium, ketika jamaah dari berbagai negara berbondong-bondong datang untuk menunaikan salat Iduladha.
Dari pakaian yang dikenakan, kita dapat mengetahui dari mana mereka berasal; teluk belanga dikenakan jamaah asal Malaysia; shalwar khameez yang dikenakan jamaah asal Pakistan; atau mukena yang dikenakan jamaah asal Indonesia. Semuanya membaur menjadi satu untuk melafalkan asma Allah di bumi Selandia Baru.
Baca Juga: Warga Muhammadiyah Gelar Salat Idul Adha di Stadion Gajayana
Berdasarkan pantauan Kompas TV di Wellington, salat Id berlangsung khidmad dan dilanjutkan dengan khutbah berbahasa Inggris. Tidak hanya itu, selepas solat, para jamaah dimanjakan dengan berbagai hiburan yang membuat suasana meriah semakin terasa.
Anak-anak yang ikut melaksanakan salat Id diberikan goodie bag dengan cuma-cuma, berbagai permainan pun disediakan agar anak-anak muslim merasakan kemeriahan Iduladha seperti di negara asal mereka masing-masing. Ada pula stall dari perpustakaan kota yang membagi-bagikan buku gratis untuk anak-anak. Dua boneka raksasa seperti ondel-ondel ikut memeriahkan suasana.
Selain itu, ada pula puluhan stall makanan yang menjual sajian khas dari berbagai negara seperti nasi briyani dan mango lassi dari Pakistan, kebab asal Timur Tengah, hingga makanan khas negara-negara barat seperti ayam dan kentang goreng. Semua makanan yang dijual dipastikan halal, yang ditandai dengan logo halal di masing-masing stall.
Rindu Salat Iduladha di Indonesia
Meskipun demikian, suasana Iduladha di Indonesia tetap dirindukan. Seperti yang diungkapkan Wiwin Indah Purwati, warga Indonesia yang menetap di Wellington sejak tahun 1997, Iduladha tahun ini terasa berbeda dan terasa lebih meriah.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Iduladha, Jokowi: dengan Berkurban Mengejawantahkan Rasa Syukur Atas Nikmat Allah
“Biasanya saya solat Id di masjid atau di tempat-tempat yang diselenggarakan komunitas muslim Indonesia di Wellington. Ini pertama kalinya saya salat Id di Sky Stadium. Kalau di masjid biasanya tidak terlalu ramai seperti di sini. Kalau di masjid biasanya selesai salat kita langsung pulang,” ujar Wiwin seperti diungkapkan kepada Kompas TV.
Namun demikian, Winda mengaku masih merindukan suasana Iduladha di tanah air, di mana selepas salat Id bisa bersilaturahmi bersama keluarga dan memakan daging kurban bersama-sama.
Warga Indonesia di Wellington biasanya berkurban di kampung halaman masing-masing, bukan di Selandia Baru. Menurut Rika Runi yang telah menetap di Selandia Baru sejak tahun 2016, di Selandia Baru ada komunitas muslim yang dapat memfasilitasi hewan kurban. Namun demikian, ia lebih memilih untuk melakukan kurban di Indonesia.
Baca Juga: Usai Salat Iduladha, Wapres Serahkan Dua Sapi Kurban Miliknya dan Presiden Jokowi ke Masjid Istiqlal
“Kalau di sini berkurban harus melalui community, saya kurang tahu bagaimana caranya. Jadi saya lebih memilih untuk berkurban di Indonesia saja karena lebih praktis. Biasanya saya tinggal mengirimkan uang ke keluarga di Indonesia untuk dibelikan hewan kurban,” ujar Rika.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Wiwin. Ia lebih memilih untuk melakukan kurban hewan di Indonesia.
“Kalau di sini pemotongan hewan tidak pernah diperlihatkan kepada jamaah. Tidak seperti di Indonesia yang kita bisa melihat langsung pemotongan hewan kurbannya. Jadi saya selalu memilih untuk berkurban di Indonesia,” ujar Wiwin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.