ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Sebuah ledakan yang diduga serangan bom terjadi di sebuah masjid provinsi utara Afghanistan, Kamis (8/6/2023). Ledakan ini menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.
Ledakan itu terjadi di sebuah masjid di Faizabad, ibu kota Provinsi Badakhshan. Masjid yang jadi tempat berkumpulnya sejumlah pejabat Taliban itu sedang melakukan salat jenazah wakil gubernur yang tewas akibat ledakan hari Rabu kemarin seperti laporan Tolo News yang dikutip Antara, Kamis (8/6/2023).
Rumah sakit setempat mengonfirmasi jumlah korban tewas dan melaporkan korban tewas dan luka-luka sebagian besar sudah dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
Moazuddin Ahmadi, seorang pejabat Taliban setempat, memastikan adanya ledakan tersebut namun tidak memiliki informasi pasti tentang jumlah korban jiwa.
Selain itu, Wakil Gubernur Badakhshan, Mawlawi Nisar Ahmad Ahmadi, dan sopirnya juga termasuk korban tewas dalam ledakan di Faizabad pada hari Selasa.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, kelompok Daesh/ISIS sebelumnya telah menyerang beberapa pemimpin Taliban dan ulama Afghanistan, dan mengeklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan di Afghanistan, termasuk di beberapa masjid.
Baca Juga: Taliban Tegaskan Tak Merasa Perlu Buru-Buru Setujui Kesepakatan Lithium US$10 Miliar dengan China
Sementara itu, di negara tetangga Afghanistan, Pakistan, Taliban Pakistan menyerang pasukan keamanan di sebuah provinsi di barat laut Pakistan pada hari yang sama. Serangan ini menewaskan dua petugas dan seorang pengawal di sebuah bank terdekat, menurut pihak berwenang, seperti laporan Associated Press, Kamis (8/6/2023).
Serangan terjadi di dekat pasar buah di kota Mingora, yang terletak di distrik Swat, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, menurut perwira kepolisian setempat, Shafiullah Khan.
Polisi telah melakukan pengepungan di area tersebut dan sedang mencari tiga penyerang yang melarikan diri dari tempat kejadian.
Taliban Pakistan, yang juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP, mengaku bertanggung jawab atas serangan ini melalui pernyataan yang diberikan kepada media.
Serangan pada hari Kamis ini terjadi setelah baku tembak antara pasukan Pakistan dan militan di North Waziristan, juga sebuah distrik di Khyber Pakhtunkhwa, pada hari Minggu. Wilayah ini merupakan bekas benteng Taliban Pakistan.
Meskipun pihak militer Pakistan mengeklaim telah membersihkan wilayah ini dari militan, serangan dan baku tembak sesekali masih terjadi, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Taliban Pakistan sedang melakukan pengumpulan kekuatan di daerah tersebut.
Meskipun berbeda kelompok, TTP tetap menjadi sekutu dekat Taliban Afghanistan yang berhasil merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021, selama minggu-minggu terakhir penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO dari negara tersebut setelah dua dekade perang.
Perebutan kekuasaan tersebut memberikan keberanian kepada TTP. Mereka secara sepihak mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah Pakistan pada November tahun lalu dan sejak itu meningkatkan serangan di seluruh negeri.
Sumber : Anadolu / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.