MOSKOW, KOMPAS.TV - Militer Rusia disebut menyasar komunitas pekerja migran Asia Tengah untuk direkrut dan dikirim ke medan perang Ukraina. Hal tersebut termuat dalam laporan intelijen Inggris Raya, Senin (8/5/2023).
Petugas rekrutmen militer disebut mengunjungi kantor imigrasi dan masjid-masjid yang dikunjungi pekerja migran asal Uzbekistan dan Tajikistan. Moskow berharap pekerja migran tertarik membantu upaya invasi.
Baca Juga: Duh, Gudang Palang Merah Ukraina Dirudal Rusia, Bantuan Kemanusiaan Hangus
Inggris Raya juga menuduh Moskow menerjunkan petugas yang bisa bahasa Uzbek atau Tajik untuk mendekati para pekerja migran. Pekerja migran yang sedang memproses izin kerja disebut menjadi sasaran.
"Merekrut migran adalah bagian dari upaya Kementerian Pertahanan Rusia memenuhi target 400.000 relawan tempur di Ukraina," demikian keterangan Kementerian Pertahanan Inggris Raya dikutip Telegraph.
"Otoritas (Rusia) hampir pasti berusaha menunda mobilisasi wajib selama mungkin untuk meminimalisasi pembangkangan domestik," lanjut keterangan tersebut.
Pada 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut berencana merekrut 400.000 serdadu baru untuk bertempur di Ukraina. Alasannya adalah korban besar yang jatuh di pihak Rusia selama invasi.
Menurut dokumen-dokumen rahasia yang bocor dari Pentagon, Amerika Serikat (AS) memperkirakan jumlah korban total di pihak Rusia mencapai 189.500 hingga 233.000. Sebanyak 43.000 di antaranya diperkirakan terbunuh.
Baca Juga: Detik-detik Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat NATO, Lakukan Manuver Agresif dan Berbahaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.