NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan mengirim Kepala Badan Bantuan PBB Martin Griffiths ke Sudan menyusul situasi krisis kemanusiaan kian memburuk di negara Afrika tersebut.
Kedua faksi yang berseteru di Sudan tetap bertempur meski gencatan senjata telah diperpajang hingga 72 jam pada Minggu (30/4/2023).
“Skala dan kecepatan yang terjadi di Sudan belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini,” kata Guterres di Twitter saat ia mengumumkan keputusannya, seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Baca Juga: Perburuan Pelaku Penembakan di Texas, Lebih 200 Polisi Dikerahkan dan Ada Hadiah untuk Informasi
“Mengingat krisis kemanusiaan yang memburuk dengan cepat saya mengirim @UNReliefChief (Martin Griffiths) ke wilayah tersebut,” tambahnya.
Pada pernyataan terpisah, Griffiths mengatakan situasi kemanusiaan di Sudan telah mencapai titik terendah.
Ia menegaskan bahan pokok semakin langka, terutama di ibu kota Khartoum.
Selain itu, orang-orang berjuang untuk mendapatkan makanan, air, dan bahan bakar.
Meningkatnya biaya transportasi juga membuat orang miskin nyaris tak mungkin mencapai lokasi yang lebih aman.
“Saya sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut untuk mengeksplorasi bagaimana kami dapat memberikan bantuan segera kepada jutaan orang yang hidupnya telah terbalik dalam semalam,” ujarnya.
Baca Juga: Bantuan Medis Darurat dari Komite Palang Merah Tiba di Sudan Saat Pertempuran Berkecamuk Sengit
Tentara Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengatakan mereka akan memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam.
RSF mengatakan keputusan itu sebagai tanggapan atas seruan internasional, regional dan lokal.
Sementara itu, tentara Sudan mengatakan mereka berharap pihak paramiliter yang disebutnya sebagai pemberontak, akan mematuhi kesepakatan itu.
Tetapi mereka yakin RSF bermaksud untuk melanjutkan serangan mereka.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.