BEIJING, KOMPAS.TV - Presiden Brasil, Lula memberikan nasihat kepada Amerika Serikat (AS) terkait perang di Ukraina.
Lula menasihati AS untuk segera berhenti mendorong perang terus terjadi di Ukraina.
Hal tersebut diungkapkannya saat bertemu Presiden China, Xi Jinping di Beijing, Sabtu (15/4/2023).
“Amerika Serikat harus berhenti mendorong perang dan mulai berbicara mengenai perdamaian,” tutur Lula dikutip dari CNN.
Baca Juga: Bucin, Pria Ini Berlutut 21 Jam di Depan Kantor Mantan Pacar demi Bisa Balikan
“Uni Eropa (UE) harus mulai berbicara mengenai perdamaian sehingga kitab isa meyakinkan (Presiden Rusia, Vladimir) Putin dan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy bahwa perdamaian adalah yang terbaik untuk semua orang, dan bahwa perang saat ini hanya menarik bagi mereka berdua,” tambahnya,
Lula juga mengatakan bahwa pada pembicaraannya dengan Xi Jinping, mereka mendiskusikan untuk membentuk kelompok dengan pemikiran sama di Ukraina.
“Saya memiliki teori yang sudah saya pertahankan dengan (Presiden Prancis Emamnuel) Macron, dengan Olaf Scholz dari Jerman dan dengan (Presiden AS, Joe) Biden, dan kematin kami berdiskusi panjang lebar dengan Xi Jinping,” kata sang presiden.
“Penting untuk membentuk sekelompok negara yang mau mencari cara untuk berdamai,” tambah Lula.
AS dan UE merupakan salah satu pemasok terbesar persenjataan dan bantuan kepada Ukraina setelah Rusia melakukan invasi.
Adapun Zelenskyy menepis kemungkinan pembicaraan damai selama Putin masih berkuasa.
Baca Juga: Vladimir Putin Teken RUU Mobilisasi, Rusia Diduga Antisipasi Perang Berkepanjangan
Lula melakukan perjalanan ke Beijing pada Jumat (14/4/2023), untuk bertemu Xi Jinping.
Ia ingin memulai ulang hubungan China-Brasil, yang sempat memburuk di era Jair Bolsonaro.
Tetapi pertemuan itu juga mengungkapkan jarak yag semakin jauh dari pertanyaan geopolitik yang menyibukkan Barat.
Namun, sebagian besar fokus dari pertemuan Lula dan Xi Jinping adalah pada perdangan, bagaimana investasi China bisa membantu ekonomi Brasik kembali ke jalurnya, dan kredit karbon yang berpotensi menguntungkan.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.