PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara dilaporkan menembakkan sejumlah rudal jelajah ke perairan timur negara itu pada Rabu (22/3/2023). Peluncuran ini digelar hanya tiga hari usai pemerintahan Kim Jong-un melakukan peluncuran lain yang disebut sebagai simulasi serangan nuklir ke Korea Selatan.
Peluncuran hari ini adalah tes rudal keempat sejak Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) menggelar latihan gabungan berskala besar pada pekan lalu. Pyongyang menganggap latihan ini sebagai gladi invasi.
Latihan gabungan AS-Korsel yang berlangsung selama 11 hari sendiri sedianya akan diakhiri pada Kamis (23/3) besok. Meskipun demikian, Pyongyang diyakini tetap akan menggelar peluncuran rudal mengingat AS hendak mengirim kapal induk ke Semenanjung Korea.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik, AS Kirim Pengebom yang Ditakuti Pyongyang
Associated Press melaporkan, berdasarkan laporan Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, sejumlah rudal jelajah diluncurkan Korea Utara dari Hamhung, kota di timur laut negara itu. Rudal-rudal jelajah itu kemudian mendarat di perairan timur Korea Utara.
Para pakar berpendapat bahwa, sebagaimana rudal balistik, rudal jelajah Korea Utara menghadirkan ancaman tersendiri ke negara tetangganya. Rudal jelajah Korea Utara didesain terbang rendah untuk menghindari deteksi radar.
Pyongyang sendiri menyatakan bahwa rudal jelajahnya memiliki nilai strategis. Korea Utara berencana mempersenjatai rudal jelajah dengan hulu ledak nuklir.
Sepanjang 2023, Korea Utara telah meluncurkan sekitar 20 rudal dalam 10 kesempatan berbeda. Pyongyang turut mengetes rudal balistik jarak pendek yang bisa mencapai Korea Selatan dan rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai AS.
Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Percaya Diri, Klaim Siapkan 800.000 Wajib Militer Korea Utara untuk Lawan AS
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.