NEW YORK, KOMPAS.TV - Utusan Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vasily Nebenzya membantah tuduhan bahwa negaranya menculik anak-anak Ukraina. Nebenzya mengaku Kremlin berencana mengembalikan anak-anak Ukraina jika situasi sudah aman.
Sebelumnya, Rusia dituduh mendeportasi paksa ribuan anak-anak dari wilayah Ukraina yang diduduki pasukannya untuk diadopsi keluarga Rusia. Penyidik PBB menyebut kebijakan Moskow tersebut merupakan kejahatan perang.
"Kami ingin menghindarkan mereka dari bahaya yang mungkin timbul dari aktivitas militer. Begitulah," kata Nebenzya dalam forum di Markas PBB, Senin (20/3/2023) dikutip TASS.
Baca Juga: Dikunjungi Xi Jinping, Vladimir Putin akan Jelaskan Detail Aksi Rusia di Ukraina
Nebenzya menyebut, isu penculikan anak Ukraina oleh Rusia setelah perang terlalu dibesar-besarkan.
"Kami akan menunjukkannya di Pertemuan Formula Aria (sebuah pertemuan informal Dewan Keamanan PBB). Jika kondisinya sudah aman, tentu saja, kenapa tidak (mengembalikan anak Ukraina)," kata Nebenzya.
Isu deportasi paksa anak-anak Ukraina telah menyeret Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). ICC menduga
Putin dan Komisioner Komnas Perlindungan Anak Rusia Maria Alekseyevna Lvova-Belova melakukan kejahatan perang karena mendeportasi paksa anak-anak Ukraina ke Rusia.
Rusia sendiri mengecam surat perintah penangkapan yang diterbitkan ICC dan enggan menyerahkan Putin. Moskow merupakan salah satu negara yang tidak mengakui yurisdiksi ICC.
Baca Juga: Mahkamah Pidana Internasional Minta Uang untuk Buru Penjahat Perang Rusia
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.