BLANTYRE, KOMPAS.TV - Siklon tropis Freddy yang menyebabkan cuaca ekstrem di Malawi dan Mozambik, tenggara Afrika, menewaskan ratusan orang sejak melewati dua negara itu pada akhir pekan lalu. Siklon Freddy yang menyebabkan hujan lebat dan badai memaksa ribuan orang mengungsi.
Di Malawi, sekitar kota Blantyre, kawasan finansial utama negara itu, siklon Freddy menewaskan setidaknya 199 orang. Sedangkan di Mozambik sejauh ini dilaporkan ada 20 orang tewas.
"Ada banyak korban, baik luka, hilang, atau tewas. Jumlahnya hanya akan bertambah dalam kurun beberapa hari," kata Guilherme Botelho, koordinator proyek kedaruratan Dokter Lintas Batas (MSF) di Malawi kepada Associated Press, Rabu (15/3/2023).
Baca Juga: Ada Bibit Siklon Tropis 93S di Samudera Hindia, BMKG Minta Hindari Perairan Berikut Ini
Botelho menambahkan, dampak siklon pun dapat memperparah wabah kolera di negara itu mengingat rendahnya cakupan vaksin.
"Bahkan, engara-negara kaya dengan demokrasi maju tidak akan bisa menghadapi level kehancuran yang dibawa siklon ini. Malawi sudah punya dinas manajemen kebencanaan yang mempersiapkan diri menghadapi krisis iklim kontemporer," kata Kim Yi Dionne, profesor ilmu politik di Universitas California Riverside.
Siklon tropis Freddy diperkirakan akan kembali ke lautan pada Rabu (15/3) siang. Namun, belum diketahui apakah siklon ini akan menghilanga atau kembali lagi ke daratan.
Sebelumnya, siklon Freddy telah menimbulkan kehancuran di Afrika Selatan serta Madagaskar. Siklon ini bergerak Afrika sejak terbentuk di dekat Australia pada awal Februari lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengumpulkan panel pakar untuk menentukan apakah siklon Freddy memecahkan rekor sebagai siklon terpanjang sepanjang sejarah. Sebelumnya, rekor ini dipegang Badai John pada 1994 silam, berlangsung selama 31 hari.
Baca Juga: Pemantau Iklim Uni Eropa: Bumi Mencatat Rekor Suhu Terpanas Selama 8 Tahun Terakhir
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.