ANKARA, KOMPAS.TV - Korban jiwa akibat gempa bermagnitudo 7,8 yang melanda tenggara Turki dan utara Suriah pada Senin (6/2/2023) melampaui angka 5.000 jiwa per Selasa (7/2) petang waktu Indonesia. Jumlah korban dikhwatirkan bertambah seiring operasi pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung di kedua negara.
Associated Press melaporkan, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay melaporkan bahwa angka kematian di Turki telah melampaui 3.400 jiwa. Sementara itu, korban luka sejauh ini sekitar 21.000 orang.
Sementara di Suriah, di wilayah yang dikuasai pemerintah, korban jiwa melebihi 800 orang dan luka mencapai lebih dari 1.400. Di wilayah yang dikuasai pemberontak, korban jiwa dilaporkan mencapai sedikitnya 790 dan korban luka lebih dari 2.000.
Baca Juga: Puluhan WNI Korban Gempa Turki Dihantui Badai Salju dan Tak Kebagian Rumah Aman, Akhirnya Dievakuasi
Hingga berita ini diturunkan, petugas dan relawan di Turki dan Suriah masih melakukan proses pencarian di reruntuhan bangunan. Di Turki, hampir 6.000 gedung dikonfirmasi runtuh akibat gempa.
Operasi pencarian di Turki pun terhambat minimnya tenaga yang tersedia, mengingat wilayah terdampak gempa demikian luas. Otoritas Turki sendiri mengaku telah menerjunkan lebih dari 24.400 personel pencarian dan penyelamatan.
Di lain sisi, operasi pencarian terhambat cuaca dingin hingga di bawah titik beku. Operasi di sekitar reruntuhan gedung juga terkendala banyaknya gempa susulan yang mencapai hampir 200 gempa per berita ini diturunkan.
Di Provinsi Hatay, barat daya episentrum gempa, otoritas setempat menyebut sekitar 1.500 gedung hancur dan banyak orang melaporkan keluarga mereka terjebak reruntuhan tanpa bantuan medis atau petugas penyelamatan.
Gempa M7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah terjadi pada Senin (6/2) pagi sekitar pukul 04.17 waktu setempat. Episentrum gempa terletak di darat, dekat Gaziantep, tenggara Turki dan hiposentrum sekitar 18 kilometer.
Baca Juga: Alasan Gempa Turki-Suriah Berdampak Dahsyat: Gempa Darat 7,8M dan Hiposentrum 18km di Wilayah Padat
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.