MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut telah memiliki rencana kabur jika Rusia kalah perang di Ukraina.
Isu tersebut diungkapkan oleh mantan penulis pidato untuk pemimpin Kremlin, Abbas Gallyamov, Rabu (7/12/2022).
Gallyamov, yang juga seorang analis politik, mengatakan sumber terpercaya telah mengatakan bahwa telah dibangun rencana cadangan jika Rusia kalah perang di Ukraina.
Menurut sumber tersebut, hal itu berkaitan dengan Putin dan rencana untuk kabur ke Venezuela jika kalah perang.
Baca Juga: Siap-Siap, Kim Jong-Un Diyakini Bakal Lanjutkan Ancaman Rudal Korea Utara di Tahun Depan
“Saya biasanya tak kembali membicarakan cerita dari dalam, tetapi hari ini saya membuat pengecualian,” tulis Gallyamov di saluran Telegram dikutip dari Newsweek.
Menurut Gallyamov, proyek tersebut secara tak resmi dinamakan, “Noah’s Ark”.
Argentina dan Venezueal diduga menjadi opsi teratas bagi Putin untuk kabur, tetapi China juga sempat disebut dalam tingkat awal pembicaraan.
“Seperti yang terimplikasi dari namanya (Noah’s Ark), ini mengenai menemukan kembali tanah di mana Anda bisa pergi, jika terjadi hal yang sepenuhnya tak nyaman di kampung halaman Anda,” katanya.
Sang pemimpin tidak mengecualikan bahwa ia akan kalah perang, kehilangan kekuasaan dan harus segera mengungsi ke satu tempat,” tambah Gallyamov.
Gallyamov, yang telah tinggal di pengasingan di Israel sejak 2018, mengatakan bahwa sumbernya memberitahu ia bahwa Yury Kurilin, Wakil Presiden sekaligua Kepala Staf Perusahaan Energi Rusia, Rosnef, adalah yang bertanggung jawab menyapkan potensi evakuasi ke Venezuela.
“Pada musim panas, ia secara resmi mengundurkan diri dari (Rosneft), dan kini mengabdikan dirinya seluruhnya pada ‘Noah’s Ark’,” tulisnya.
Baca Juga: Gawat! Putin Sebut Ancaman Perang Nuklir Semakin Tinggi Bakal Terjadi
“Ia memiliki kewarganegaraan Amerika dan koneksi yang bagus. Ia lulus dari Universitas Hayward di California, dan bekerja pada struktural BP, termasu posisi tinggi sebagai Diretur Urusan Perusahaan,” tambahnya.
Berdasarkan penelusuran Newsweek, ditemukan bahwa Kuriin masih terdaftar sebagai Wakil Presiden Rosneft dan juga Kepala Staf.
“Sayangnya, sumber saya belum memberikan detail lainnya, namun yang bisa dipahami, ketika mereka (Rusia) mengatakan semua sesuai rencana, masuk akal jika mengklarifikasi yang mana. Mereka sepertinya memiliki lebih dari satu rencana,” tuturnya.
Baik Rosneft dan Kementerian Luar Negeri Rusia belum berkomentar terkait hal tersebut.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.