COLORADO SPRINGS, KOMPAS.TV— Seorang pria bersenjata berusia 22 tahun melepaskan tembakan di dalam sebuah klub malam gay di Colorado Springs, Amerika Serikat, Sabtu (19/11/2022). Satu hari setelah kejadian, kepolisian mengkonfirmasi serangan ini menewaskan lima orang dan melukai 25 orang lainnya. Dari 25 orang yang terluka, tujuh di antaranya dalam kondisi kritis.
Tidak diketahui apakah semua korban tewas dan luka mengalami luka tembak. Namun setelah penembakan, pelaku kemudian ditundukkan oleh seorang pengunjung klub dan kemudian ditangkap oleh polisi yang datang beberapa menit kemudian.
“Setelah penembakan, ada senjata api, termasuk satu senapan panjang ditemukan di Klub Q,” ujar Kepala Polisi wilayah tersebut Adrian Vasquez seperti dikutip dari The Associated Press.
Di halaman Facebook-nya, Klub Q menyebut serangan ini sebagai serangan kebencian. “Penyelidik masih mencari motif penembakan dan akan menuntutnya sebagai kejahatan rasial,” kata Jaksa Wilayah El Paso, Michael Allen.
“Tuduhan terhadap tersangka "kemungkinan akan mencakup pembunuhan tingkat pertama," tambahnya.
Polisi mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Anderson Lee Aldrich, yang saat ini ditahan dan dirawat karena cedera.
Baca Juga: Penembakan Massal di Klub Gay Amerika Serikat, 5 Tewas dan 18 Orang Luka-Luka
“Seorang pria dengan nama itu ditangkap pada 2021 setelah ibunya melaporkannya karena melakukan ancaman dengan menggunakan bom rakitan dan senjata lainnya,” kata pihak berwenang.
Mereka menolak menjelaskan lebih lanjut tentang penangkapan itu. Namun dalam lokasi kejadian tidak ditemukan bahan peledak.
Pihak berwenang mendapatkan panggilan untuk segera datang ke Klub Q pada Sabtu pukul 11:57 malam. Sang pelapor mengatakan terjadi penembakan di klub tersebut dan petugas pun tiba ke klub tersebut pada tengah malam.
Joshua Thurman mengatakan dia berada di klub bersama sekitar dua lusin orang lainnya dan sedang menari ketika tembakan dimulai. Dia awalnya mengira itu adalah bagian dari musik, sampai dia mendengar tembakan lain dan berkata dia melihat kilatan moncong senjata.
Thurman, 34, mengatakan dia berlari dengan orang lain ke ruang ganti tempat seseorang bersembunyi. Mereka mengunci pintu, mematikan lampu dan naik ke lantai tetapi masih bisa mendengar kekerasan yang terjadi, termasuk ketika pria bersenjata itu dipukuli.
Baca Juga: Adzan Romer Ngaku Dengar Suara Tangisan Putri Candrawathi saat Peristiwa Penembakan Yosua
“Saya bisa saja kehilangan nyawa saya. Karena apa? Apa tujuannya?” katanya sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
“Kami hanya menikmati diri kami sendiri. Kami tidak merugikan siapa pun. Kami berada di ruang kami, komunitas kami, rumah kami, menikmati diri kami sendiri seperti yang dilakukan orang lain,” tambahnya.
Pria bersenjata itu kemudian dihadang oleh dua pengunjung klub yang akhirnya menaklukkan tersangka.
“Kami berutang banyak terima kasih kepada mereka,” tambahnya. Detektif juga sedang memeriksa apakah ada yang membantu Aldrich sebelum serangan itu, kata Vasquez.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.