NUSA DUA, KOMPAS.TV – China hari Selasa, (15/11/2022) mengatakan bersedia bersedia membantu pembicaraan damai Rusia dan Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov di KTT G20 di Bali seperti laporan Straits Times, Rabu, (16/11/2022)
"China akan terus menjunjung tinggi posisi objektif dan adil serta memainkan peran konstruktif dalam mendorong perdamaian dan mempromosikan perundingan," kata Wang dalam pertemuan hari Selasa, menurut pernyataan kementerian luar negeri di Beijing.
Wang juga mencatat Moskow telah menyatakan bahwa perang nuklir bukanlah suatu pilihan, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Oktober membantah berniat menggunakan senjata semacam itu di Ukraina.
"China memperhatikan Rusia baru-baru ini menegaskan kembali posisi yang ditetapkan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak pantas diperjuangkan, menunjukkan sikap rasional dan bertanggung jawab Rusia," kata Wang seperti dikutip oleh kantor berita negara Xinhua.
Wang juga mengatakan selama pertemuan dengan Lavrov, China senang melihat Rusia mengisyaratkan kesediaannya untuk terlibat dalam dialog mengenai Ukraina dan setuju untuk melanjutkan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam, menurut pernyataan kementerian luar negeri.
Baca Juga: Menlu Rusia Sergei Lavrov Kecam Barat karena Mencoba Politisasi Deklarasi Bersama KTT G20 Bali
“China bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk mendorong pertukaran dan komunikasi tingkat tinggi mereka di berbagai bidang, memperdalam kerja sama praktis bilateral dan memfasilitasi pertukaran personel,” kata Wang, menurut kantor berita Xinhua.
Pernyataan dari Wang datang pada saat Beijing berada di bawah tekanan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa untuk menggunakan "kemitraan tanpa batas" dengan Moskow untuk mendorong diakhirinya perang di Ukraina.
Baca Juga: Indonesia dan China Minta G20 Ringankan Utang Negara Miskin
Presiden Rusia Vladimir Putin dan dan Presiden China Xi Jinping mendeklarasikan persahabatan "tanpa batas" hanya beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari.
Sejak itu, Beijing berulang kali mengatakan akan bersedia berperan dalam negosiasi perdamaian. Namun, China menolak menyebut perang itu sebagai invasi.
Pada hari Senin, (14/11/2022) Xi meminta AS, aliansi militer NATO dan Uni Eropa untuk melakukan "dialog komprehensif" dengan Rusia di Ukraina. Permintaan China itu muncul selama pertemuan Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden yang berlangsung lebih dari tiga jam.
Wang dan Lavrov juga membahas situasi di kawasan Asia-Pasifik dan semenanjung Korea, serta masalah nuklir Iran, kata kementerian luar negeri.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.