KIEV, KOMPAS.TV - Rusia dilaporkan kembali melakukan serangan brutal ke Ibu Kota Ukraina, Kiev, Senin (17/10/2022) pagi.
Serangan itu disebut menggunakan drone Iran yang mengenai area perumahan dan menimbulkan sejumlah ledakan.
Serangan ke Kiev ini menjadi kedua dalam sepekan saat waktu sibuk kota tersebut.
Dikutip dari Mirror, ledakan itu bisa didengar dari Distrik Shevchenkivskiy sekitar pukul 7 waktu setempat.
Baca Juga: Elon Musk Dilabeli Sponsor Teroris oleh Pemberontak Pro-Rusia, Gara-gara Hal Ini
Salah satunya juga terdengar dari stasiun kereta.
Sedangkan dua ledakan lainnya dilaporkan terjadi pada pukul 8 pagi waktu setempat.
Ledakan itu dipercaya sebagai hasil dari serangan Kamikaze drone Iran.
Wali Kota Kiev Vitali Klitschko menuliskan di media sosial, sejumlah area perumahan mengalami kerusakan karena ledakan tersebut, dan tim penyelamat langsung dikerahkan.
“Ledakan terjadi di distrik Shevchenkivskyi, di pusat Ibu Kota. Semua bantuan telah dilakukan di area tersebut. Detailnya akan diungkapkan nanti. Peringatan udara dilanjutkan. Bertahanlah di tenpat perlindungan,” tulis Klitschko di Telegram.
Pejabat di Kiev mengatakan pada pukul 9 waktu setempat, sebanyak empat serangan telah mendera kota.
Pemadaman listrik dilaporkan di daerah sekitarnya tak lama setelah itu, dan sebuah bangunan perumahan bertingkat tinggi juga dilaporkan mengalami kerusakan.
Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Ukraina, Emine Dzheppar, membagikan gambit puing-puing dari salah satu drone Shahed-136, yang menghantam Kiev.
Baca Juga: Dipeluk Kim Jong-Un, Prajurit Korea Utara Malah Terlihat Ketakutan
Sejumlah ledakan juga terjadi sejam setelah serangan drone itu, yang diyakini disebabkan tembakan pertahanan Ukraina ke drone atau rudal yang akan menyerang mereka.
Distrik Shevchenkivskiy, area yang popular untuk pelajar juga mengalami kerusakan pekan lalu, dalam pengeboman yang paling intens di Ukaina sejak awal perang.
Iran sendiri sebelumnya sempat membantah bahwa mereka memberikan bantuan drone kepada Rusia.
Mereka menegaskan bahwa perang bukanlah jawaban atas masalah Rusia dan Ukraina.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.