WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan, bahwa kegagalan untuk membatasi harga minyak Rusia akan merugikan ekonomi global.
“Tanpa batasan harga, kami menghadapi ancaman lonjakan harga energi global jika sebagian besar produksi energi Rusia ditutup,” kata Yellen dalam pertemuan dengan Menkeu Inggris Nadhim Zahawi Rabu (31/8/2022).
Uni Eropa telah memutuskan untuk melarang hampir semua minyak dari Rusia pada akhir tahun ini. Kebijakan ini juga melarang asuransi dan pembiayaan transportasi laut minyak Rusia ke negara lain. Jika batasan harga tidak diterapkan, harga minyak dunia hampir pasti akan melonjak.
Inggris dan negara-negara G7 lainnya pada bulan Juni lalu sepakat untuk menetapkan batas atas harga minyak Rusia. Mereka berusaha untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara lain, untuk bergabung dengan kartel pembeli, untuk mengekang kemampuan Rusia untuk membiayai perang di Ukraina.
Yellen mengatakan telah ada "kemajuan substansial" dalam mewujudkan batas harga dan dia optimis hal itu bisa dilakukan.
Baca Juga: Rusia dan Taliban Segera Sepakati Kontrak Pembelian Gandum, Minyak Bumi dan Gas Alam Rusia
Sementara itu, Menkeu Zahawi mengatakan Inggris bermaksud untuk "mempengaruhi negara-negara kunci" untuk bergabung dengan rencana pembatasan harga minyak Rusia.
Minyak merupakan pilar utama pendapatan Rusia. Penjualan minyak membuat ekonomi Rusia tetap bertahan, meskipun ada larangan ekspor, sanksi dan pembekuan aset Rusia.
Menurut pejabat Departemen Keuangan AS, membatasi harga minyak diharapkan akan mengurangi pendapatan Kremlin, dan pembatasan harga akan mendorong Rusia untuk terus berproduksi. Para pemimpin dunia khawatir jika Rusia membatasi pasokan energinya sebagai pembalasan atas kebijakan ini, yang akan menyebabkan harga minyak dunia melonjak.
Yellen mengatakan pembatasan harga minyak Rusia juga akan membatasi inflasi di negara-negara konsumen, sebagai dampak dari kenaikan harga minyak. Dengan harga bensin dan solar yang ditekan, inflasi pun diharapkan akan dapat ditekan.
Agar rencana pembatasan harga minyak Rusia ini berjalan efektif, dibutuhkan persetujuan dari banyak negara untuk membeli harga minyak Rusia lebih rendah dari harga pasar.
China dan India merupakan dua negara yang menolak menandatangani upaya untuk menghukum Kremlin. Kedua negara ini masih mempertahankan hubungan bisnis dengan Rusia selama perang. China dan India diharapkan dapat bergabung dalam kesepakatan pembatasan harga minyak.
Baca Juga: Rencana Pemerintah Naikkan Harga BBM saat Harga Minyak Dunia Turun Dipertanyakan
“Jelas ada beberapa hal lagi yang harus dilakukan dan kami siap bekerja secara khusus untuk membujuk lebih banyak negara untuk mendukung tindakan tersebut," ujar Zahawi seperti dikutip dari The Associated Press.
Dia menyebut bahwa India, Turki, Afrika Selatan, dan negara-negara lain merupakan negara yang mungkin dapat diajak untuk menyepakati pembatasan harga minyak.
Para pemimpin keuangan telah mengunjungi sekutu dan pihak netral dalam perang untuk menyerukan partisipasi mereka, bahkan jika mungkin akan dilakukan secara informal.
Yellen melakukan perjalanan ke Indo-Pasifik pada bulan Juli dan Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo bertemu dengan para menteri pemerintah dan pemimpin bisnis di India pada pertengahan Agustus, sebagian untuk mendorong kesepakatan pembatasan harga.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.