MOSKOW, KOMPAS.TV - Sistem pertahanan udara buatan Rusia berhasil menyergap sejumlah rudal Israel yang digunakan untuk menyerang Suriah.
Klaim tersebut disampaikan Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suirah Mayjen Oleg Yegorov.
Menurut laporan TASS, Sabtu (27/8/2022), sistem pertahanan yang digunakan adalah Pantsir-S1 dan S-75.
Kasus yang dirujuk Yegorov adalah serangan udara Isarel ke Pusat Riset dan Ilmu Pengetahuan di Masyaf, kota di barat Suriah. Pada 25 Agustus lalu, empat jet tempur Angkatan Udara Israel dilaporkan meluncurkan rudal ke fasilitas tersebut.
“Empat jet tempur taktis F-16 Angkatan Udara Israel menembakkan empat rudal jelajah dan 16 bom udara berpemandu yang menargetkan Pusat Riset dan Ilmu Pengetahuan di Masyaf antara pukul 19.16 hingga 19.30 (waktu setempat) pada 25 Agustus dari timur (Laut) Mediterania,” kata Yegorov dikutip TASS.
Baca Juga: Putin Tambah Ratusan Ribu Pasukan di Ukraina, Militer Rusia Diyakini Bermasalah
Menurut Yegorov, sistem Pantsir-S1 dan S-75 kiriman Rusia menyergap sebagian rudal yang ditembakkan Israel.
“Pasukan pertahanan udara dari Angkatan Bersenjata Republik Arab Suriah yang sedang bertugas menghancurkan dua rudal dan tujuh bom udara berpemandu menggunakan sistem Pantsir-S1 dan S-75 buatan Rusia,” kata Yegorov.
Meskipun demikian, sebagian amunisi yang ditembakkan dilaporkan mengenai sasaran. Akibatnya, sejumlah gudang di kompleks Pusat Riset dan Ilmu Pengetahuan di Masyaf mengalami kerusakan.
Federasi Rusia melakukan intervensi militer di Suriah sesuai permintaan rezim Bashar Al-Assad sejak 2015 silam.
Belakangan, Moskow mengkritik Israel atas serangan-serangan udara ke wilayah Suriah.
Pada 23 Agustus lalu, usai menjamu Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad di Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia mendesak Israel menghentikan aksi serangan udara ke Suriah dan mematuhi hukum internasional.
“Kami mengutuk keras praktik berbahaya serangan-serangan Israel ke wilayah Suriah, termasuk episode sangat menggelisahkan ketika bandara internasional Damaskus diserang pada 10 Juni dan ketika pelabuhan Tartous ditembaki,” kata Lavrov.
“Ini juga berlaku untuk sejumlah negara lain yang menjalankan aktivitas ilegal di wilayah Suriah, termasuk aktivitas Amerika,” sambungnya.
Baca Juga: Rusia Kutuk Serangan Udara Israel ke Suriah, Desak Tel Aviv Patuhi Hukum Internasional
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.