BEIJING, KOMPAS.TV — Puing-puing dari roket Long March-5B yang mendorong sebagian stasiun ruang angkasa baru China ke orbit, jatuh ke laut Filipina pada Minggu (31/7/2022).
Dilansir Associated Press, pemerintah China melalui Badan Antariksa Berawak China mengatakan, sebagian besar tahap akhir roket Long March-5B terbakar setelah memasuki atmosfer pada pukul 12:55.
Badan tersebut mengatakan, sebelumnya booster akan dibiarkan jatuh tanpa arah.
Pengumuman itu tidak memberikan rincian apakah puing-puing yang tersisa jatuh di darat atau laut tetapi mengatakan "area pendaratan" berada di 119 derajat bujur timur dan 9,1 derajat lintang utara.
Koordinat itu terletak di perairan tenggara kota Puerto Princesa, di Pulau Palawan, Filipina.
Belum ada kabar langsung dari pihak berwenang Filipina tentang apakah ada orang di lapangan yang terkena dampak.
China sebelumnya sudah menghadapi kritik karena membiarkan bagian roket jatuh ke Bumi tidak terkendali dua kali.
Baca Juga: Puing Roket China Seberat 25 Ton akan Jatuh ke Bumi, Bisa Jadi di Indonesia?
NASA menuduh Beijing tahun lalu "gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab mengenai puing-puing luar angkasa mereka" setelah bagian dari roket China mendarat di Samudra Hindia.
Stasiun luar angkasa pertama negara itu, Tiangong-1, jatuh ke Samudra Pasifik pada 2016 setelah Beijing mengonfirmasi kehilangan kendali. Kemudian sebuah roket seberat 18 ton jatuh tak terkendali pada Mei 2020.
China juga menghadapi kritik setelah menggunakan misil untuk menghancurkan salah satu satelit cuaca yang tidak berfungsi pada 2007, menciptakan puing-puing yang menurut pemerintah lain, dapat membahayakan satelit-satelit lain.
Peluncuran Long March-5B pada 24 Juli, roket paling kuat China, membawa laboratorium luar angkasa Wentian ke orbit.
Pada Senin (25/7/2022), bagian laboratorium itu disambungkan ke modul utama Tianhe, tempat tiga astronot China saat ini tinggal.
Sisa-sisa pesawat ruang angkasa kargo terpisah yang melayani stasiun luar angkasa itu jatuh ke area yang telah ditentukan di Pasifik Selatan setelah sebagian besar terbakar saat masuk kembali ke Bumi, kata pemerintah China sebelumnya.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.