MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dilaporkan telah meledek Perdana Menteri Inggris yang baru saja resmi mengundurkan diri, Boris Johnson, yang disebut akan ambil bagian untuk jadi Sekretaris Jenderal NATO.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Maria Zakharova mengatakan Johnson harus mengubah gender menjadi perempuan jika ingin menjadi Sekjen NATO.
Hal itu diungkapkan Zakharova di saluran Instagram miliknya, Sabtu (30/7/2022).
Baca Juga: Ukraina Kurangi Hukuman Tentara Rusia yang Didakwa Lakukan Kejahatan Perang, Jadi 15 Tahun Penjara
“Tak akan ada yang menghalangi Boris Johnson dengan menemukan sosok perempuan batiniah. Trendi, berani, sesuai gayanya,” ledek Zakharova dikutip dari TASS.
Sebelumnya, sumber TASS di NATO mengatakan Johnson tak memiliki kesempatan untuk menjadi Sekjen NATO yang baru.
Menurut sumber tersebut, hal itu karena Johnson bukan perempuan dan tak mewakili anggota NATO yang baru.
Zakharova mengungkapkan jumlah gender yang diakui oleh negara-negara NATO memungkinkan Johnson untuk memilih satu yang paling cocok untuknya.
Baca Juga: Xi Jinping Sebut AS Salah Musuhi China, Malah Ajak Joe Biden Sama-Sama Pimpin Perdamaian Dunia
“Bahkan jika NATO memilih dari orang-orang yang menyebut diri mereka perempuan, mereka selalu bisa tiba-tiba menemukan pria batiniah atau jenis kelamin lainnya,” tutur Zakharova.
NATO sendiri mengintegrasikan perspektif gender di tiga tugas intinya (pencegahan dan pertahanan, pencegahan dan manajemen krisis, dan keamanan kooperatif), dan di seluruh struktur politik dan militernya.
Seperti diungkapkan laman resmi NATO, aliansi itu menegaskan kesetaraan gender menjadi fokus penting dari kerja sama NATO dengan organisasi internasional lainnya.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.