MOSKOW, KOMPAS.TV - Keputusan Federasi Rusia meninggalkan International Space Station (ISS) setelah 2024 mendapat dukungan dari Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAS) Alexander Mikhailovich Sergeyev, Selasa (26/7/2022).
Sergey menyatakan bahwa kosmonot di ISS cenderung menghabiskan waktu menjaga operasi stasiun itu dibanding melakukan program keilmuan. Sehingga, meninggalkan ISS dipandang sebagai kebijakan yang lebih “efisien” dan tepat.
Selain itu, fisikawan asal Rusia tersebut mengatakan operasi ISS bagi Moskow terlalu mahal.
“Saya akan mengatakan bahwa proyek ISS dan segmen stasiun milik Rusia sangat berat di ongkos. Stasiun itu saat ini dalam kondisi ketika kosmonot harus menghabiskan sebagian besar waktu di orbit untuk menjaga operasi ISS dengan mengorbankan program-program riset dan keilmuan,” kata Sergeyev kepada TASS.
Baca Juga: Rusia Tinggalkan ISS dan Buat Stasiun Luar Angkasa Sendiri, Kremlin: Sudah Diputuskan Sejak Lama
“Dalam kondisi seperti itu, sulit untuk berbicara mengenai efisiensi (misi) di stasiun (ISS), ini adalah salah satu alasan kunci di balik kebijakan tersebut,” lanjut peneliti fisika plasma itu.
Keputusan Rusia meninggalkan ISS setelah 2024 disampaikan oleh CEO baru Roscosmos (badan antariksa Rusia), Yury Borisov pada Selasa (26/7).
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut keputusan tersebut sudah dibuat sejak lama. Borisov sendiri pernah menyoroti kondisi ISS yang dinilai sudah tidak layak pada April 2021 silam.
Untuk mewadahi misi luar angkasanya, Rusia pun berencana membuat stasiun luar angkasa sendiri.
“Sudah dibahas berkali-kali tentang akan seperti apa seperti ini dan akan berada di orbit mana tempatnya,” kata Sergeyev.
Di lain sisi, Sergeyev menyebut Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia ingin terus bekerja sama dengan Roscosmos dalam program antariksa.
“Kami mengundang CEO baru Roscosmos (Yury Borisov) ke sebuah rapat kerja dan berharap kemitraan komprehensif dengan korporasi itu (Roscosmos) akan terus berlanjut,” pungkas Sergeyev.
Baca Juga: Walau Bersitegang Akibat Invasi ke Ukraina, Astronot AS Tetap Bisa Numpang Kapsul Rusia untuk Pulang
Ancaman Rusia keluar dari program ISS muncul sejak awal bulan lalu. Padahal semula NASA dan Roscosmos telah membuat kesepakatan untuk tukar awak penerbangan.
Astronot Amerika Serikat akan mengangkasa melalui Baikonour Cosmodrome di Kazakstan bersama dua kosmonot Rusia. Sedangkan Kosmonot Rusia akan mengangkasa bersama astronot Amerika dan astronot Jepang menggunakan penerbanga SpaceX Crew Dragon yang diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida.
Rupanya sebelum program integrasi penerbangan diumumkan, Presiden Vladimir Putin mengganti Kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin. Putin kemudian menempatkan Yuri Borisov yang merupakan petinggi militer Rusia.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.