Kompas TV internasional kompas dunia

Eks Pejabat AS Ngaku Pernah Bantu Kudeta di Negara Lain, Rusia Berang: Harus Ada Investigasi!

Kompas.tv - 13 Juli 2022, 22:30 WIB
eks-pejabat-as-ngaku-pernah-bantu-kudeta-di-negara-lain-rusia-berang-harus-ada-investigasi
Ilustrasi. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Pada Rabu (13/7/2022), Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak dugaan keterlibatan AS dalam kudeta di negara-negara lain untuk diinvestigasi. Dugaan ini muncul dari pengakuan eks penasihat keamanan nasional AS, John Bolton pada Selasa (12/7/2022). (Sumber: AP Photo/Gemunu Amarasinghe)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak digelarnya investigasi internasional tentang dugaan keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam kudeta di negara-negara lain. Sikap Moskow itu menanggapi pengakuan bekas penasihat keamanan nasional AS, John Bolton belakangan ini.

Pada Selasa (12/7/2022), penasihat keamanan AS era Donald Trump itu mengaku pernah membantu merencanakan kudeta di negara-negara lain ketika diwawancara CNN.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pun menegaskan bahwa pengakuan Bolton itu menuntut investigasi lebih lanjut.

“Itu (pengakuan Bolton) adalah fakta untuk digelarnya investigasi internasional,” kata Zakharova melalui kanal Telegram-nya sebagaimana dikutip TASS, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga: Ketika Jokowi Bersulang dengan Joe Biden saat Jamuan Makan Malam di Gedung Putih

Pada kesempatan terpisah, Zakharova menyebut pernyataan Bolton perlu diperiksa lebih jauh. Ia mendesak keterlibatan AS diusut untuk mengetahui di negara mana saja kah kudeta yang disponsori Washington terjadi.

“Saya tidak bisa mengingat orang lain, dengan latar belakang jabatan tinggi dan secara langsung bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri AS (seperti Bolton), yang jelas-jelas mengatakan bahwa ia merencanakan kudeta di negara lain, alih-alih mengeklaim diri membantu ‘pasukan demokratis’, sesuatu yang selalu mereka (Washington) katakan sebelumnya,” kata Zakharova kepada radio Sputnik.

“Penting untuk mengetahui di belahan dunia mana AS merencanakan kudeta,” lanjut diplomat 46 tahun tersebut.

Pengakuan Bolton di atas disampaikan ketika diwawancara mengenai upaya Donald Trump mempertahankan kekuasaan usai pemilu 2020.

Bolton sendiri enggan merinci di negara mana saja ia pernah membantu perencanaan kudeta. Secara tidak langsung, ia sebatas mengakui satu kudeta di Venezuela pada 2019. Kudeta ini gagal.

Baca Juga: AS Ungkap Iran Bersiap Pasok Rusia Drone Tempur untuk Hajar Ukraina


 



Sumber : TASS



BERITA LAINNYA



Close Ads x