KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut Rusia sudah kalah perang tetapi “tidak punya nyali” untuk mengakuinya. Sang presiden memperingatkan bahwa tentara Rusia sudah tidak memiliki tempat aman di Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan Zelenskyy dalam pidato malamnya pada Selasa (12/7/2022), atau hari ke-139 sejak invasi Rusia.
Eks komedian itu mengejek militer Rusia yang disebutnya bergantung dengan senjata tua dan taktik era Uni Soviet. Di lain pihak, ia menyanjung bantuan senjata berat Amerika Serikat (AS) yang diklaimnya membantu mengubah jalannya pertempuran.
Washington sendiri telah mengirim 12 unit Sistem Roket Artileri Bermobilitas Tinggi (HIMARS) ke Kiev. Militer Ukraina sudah menggunakannya dalam pertempuran Donbass.
“Penjajah (Rusia) benar-benar sudah merasakan apa itu artileri modern, dan mereka tidak akan punya sisi belakang yang aman di tanah kami,” kata Zelenskyy dikutip The Guardian.
Baca Juga: Apakah KTT G20 Jadi Momen Pertemuan dan Diskusi untuk Putin- Zelenskyy?
Lebih lanjut, Zelenskyy mengklaim tentara Rusia di Ukraina sudah ketakutan mengingat aliran bantuan senjata canggih dari Barat. Ia mengaku mengetahui hal tersebut dari komunikasi yang disergap intelijen Ukraina.
“Apa yang disebut tentara terkuat kedua sedunia (Rusia) ketakutan dengan Ukraina dan hanya bisa melakukan sesuatu dengan stok senjata tua Soviet,” kata Zelenskyy.
“Mereka tidak lagi punya kekuatan strategis, karakter, atau pemahaman mengenai apa yang mereka lalukan di tanah kami. Mereka bahkan juga tidak punya nyali untuk mengakui kekalahan dan menarik pasukan dari teritori Ukraina,” ujarnya.
Di lain sisi, politikus 44 tahun itu sesumbar mengenai “persatuan” sipil dengan militer Ukraina. Ia menegaskan, dengan modal tersebut, akhir perang untuk kemenangan Ukraina “sudah pasti.”
Pernyataan Zelenskyy dilontarkan ketika pertempuran sengit terus berlanjut memperebutkan Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk di timur Ukraina. Sejak akhir pekan lalu, Rusia dilaporkan menggencarkan serangan artileri ke daerah-daerah seperti Bakhmut dan Chasiv Yar.
Di Chasiv Yar, akhir pekan lalu, serangan rudal Rusia menghancurkan blok apartemen setinggi lima lantai. Per Rabu (13/7), 45 orang dinyatakan tewas akibat insiden ini.
Baca Juga: Ketika Maut Mengintai di Garis Depan, Cerita Kehilangan Orang Biasa di Ukraina
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.