BERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin masih “sangat diperlukan” untuk mengakhiri perang di Ukraina. Scholz mengaku akan terus bicara dengan Putin bersama koleganya, Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Macron dan Scholz sendiri merupakan dua pemimpin Barat yang masih mau berkomunikasi dengan Putin sejak invasi Rusia ke Ukraina. Keduanya terlibat beberapa kali pembicaraan telepon dengan Putin, baik bersama atau sendiri-sendiri, sejak perang Rusia-Ukraina berkobar mulai 24 Februari lalu.
Sejumlah kalangan di Barat mengkritik tindakan pemimpin Jerman dan Prancis tersebut. Presiden Polandia Andrzej Duda menyatakan bahwa tindakan Scholz dan Macron hanya melegitimasi aksi Vladimir Putin.
“Pembicaraan dengan Putin sangat diperlukan, dan saya akan terus melakukannya, sebagaimana Presiden Prancis (Macron) akan terus melakukan itu,” kata Scholz kepada dpa via AP, Jumat (17/6/2022).
Baca Juga: Ancaman Putin ke NATO Kian Nyata, Kapal Perang Rusia Dua Kali Langgar Wilayah Perairan Denmark
Wawancara Scholz dengan dpa dilakukan sehari setelah sang kanselir, Macron, serta Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Iohannis berkunjung menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Kamis (16/6).
“Ada sejumlah negara yang perlu, sejumlah pemimpin yang perlu bicara kepadanya (Putin), dan (pembicaraan) itu haruslah jelas,” lanjut Scholz.
“Ketika saya bicara dengan Putin, misalnya, saya mengatakan hal yang sama dengan Anda. Mohon mengerti bahwa tidak akan ada perdamaian yang didikte, dan jika Anda benar-benar yakin bahwa Anda bisa merampas lahan (Ukraina) lalu berharap waktu akan mengubahnya dan semua hal akan kembali normal lagi, itu adalah kesalahan,” tegas suksesor Angela Merkel tersebut.
Scholz mengeklaim sikapnya ketika berbicara dengan Putin selalu jelas. Ia mengaku selalu berpesan bahwa “Anda harus menarik pasukan dan menemukan kesepakatan dengan Ukraina yang bisa diterima dan layak bagi rakyat Ukraina.”
Ketika mengunjungi Kiev pada Kamis (16/6) lalu, Scholz dan kolega Eropa-nya mengikrarkan dukungan bagi Ukraina untuk mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.
Sehari setelah kunjungan tersebut, Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, merekomendasikan Ukraina sebagai kandidat anggota, suatu keputusan yang mesti disetujui 27 negara anggota blok tersebut.
“Kami akan menemukan suatu pendekatan bersama, tetapi saya cukup optimistis bahwa kami akan bisa mengatasi ini,” kata Scholz.
Baca Juga: Vladimir Putin Tak Masalah jika Ukraina Gabung Uni Eropa, Hormati Kedaulatan Negara Lain
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.