NEW DELHI, KOMPAS.TV – Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali mengampanyekan pentingnya pendekatan dan paradigma kolaborasi untuk memanfaatkan potensi besar di kawasan Indo-Pasifik.
Untuk itu, Indonesia mendorong ASEAN dan India secara bersama di Indo-Pasifik membangun Strategic Trust yang inklusif bernafaskan kolaborasi.
Dorongan Indonesia ini muncul di tengah persaingan sengit China dan Amerika Serikat (AS) di kawasan Indo-Pasifik. Persaingan sengit itu diwarnai peluncuran kapal induk terbaru China, gerilya China di Pasifik Selatan, ketegangan semenanjung Korea, pembentukan aliansi Aukus, Quad, dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik IPEF yang diusung AS.
Seperti rilis yang diterima Kompas TV, Jumat (17/6/2022), Menlu Retno mengatakan hal tersebut pada pertemuan khusus Menlu ASEAN dan India di New Delhi.
Selain mendorong paradigma kolaborasi di Indo-Pasifik, Menlu Retno juga menekankan pentingnya memperkuat rasa saling percaya, atau strategic trust, untuk membangun jembatan atau building bridges.
Indonesia, menurut Menlu Retno, mengobservasi tren menurunnya strategic trust, termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
Menlu Retno mengumpamakan terus menurunnya rasa saling percaya ini sebagai 'virus' yang menghalangi untuk bekerja sama, dan yang mendorong kita melihat dunia dengan pola pikir zero sum.
'Virus' menurunnya rasa saling percaya ini, menurut Retno, dapat dengan mudah berubah menjadi konflik terbuka.
Baca Juga: Bertemu Menlu India Jaishankar, Menlu Retno Sampaikan Kecaman Indonesia kepada Pejabat BJP
Terkait dengan itu, Menlu Retno menyebut, obatnya adalah membangun strategic trust berupa inklusivitas dan fokus pada kerja sama konkret seperti terkandung dalam ASEAN Outlook on Indo-Pasifik.
Untuk itu, Retno mengundang India untuk aktif bersama ASEAN membangun arsitektur kawasan Indo-Pasifik yang inklusif, saling menguntungkan dan saling percaya.
Menurut Retno, ASEAN dan India harus bekerja sama untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Seperti yang dilansir Indian Express, Jumat (17/6), Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan, India mendukung penuh ASEAN yang kuat, bersatu, dan sejahtera dengan peran sentral di Indo-Pasifik.
Selain itu, Jaishankar berpandangan, kedua belah pihak harus mengidentifikasi serangkaian prioritas baru saat menavigasi 'jalur sulit' yang timbul dari perkembangan di Ukraina.
S Jaishankar menandai "hambatan geopolitik" yang dipicu oleh krisis Ukraina dan dampaknya terhadap pangan, ketahanan energi, harga pupuk dan komoditas serta logistik dan rantai pasokan. Menlu India dan negara-negara ASEAN, Kamis (16/6), sepakat menegakkan multilateralisme dan bersama-sama menjawab tantangan regional dan global.
Dalam sebuah pernyataan yang secara tidak langsung mengacu pada ketegasan China di kawasan itu, ASEAN dan India menegaskan kembali “komitmen terhadap multilateralisme yang didasarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional. Ini termasuk Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1982 tentang Hukum Laut (UNCLOS) dan perjanjian dan konvensi PBB lainnya yang relevan. Pun, memelihara kerangka kerja sama regional yang terbuka dan inklusif, mendukung Sentralitas ASEAN dalam arsitektur regional berbasis aturan yang berkembang, menjunjung tinggi multilateralisme dalam bersama-sama menanggapi tantangan regional dan global.
Sumber : Kompas TV/Kemlu Indonesia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.