PYONGAN SELATAN, KOMPAS.TV - Sebuah desa di Korea Utara memutuskan menggunakan darah rusa sebagai obat Covid-19.
Hal itu dilakukan warga desa tersebut karena merasa didiskriminasi, karena obat-obatan untuk Covid-19 kebanyakan pasokannya diutamakan untuk Pyongyang.
Korea Utara mengumumkan kondisi darurat pada Mei, setelah wabah Covid-19 menyebar dengan cepat di negara yang tak melakukan vaksinasi itu.
Suplai obat-obatan di luar Pyongyang memang begitu minim, karena kebanyakan disediakan untuk Ibu Kota, yang kebanyakan dihuni keluarga kaya dan warga terhormat.
Baca Juga: Taliban Gelar Operasi Besar-besaran Berantas Tanaman Bahan Baku Opium di Seantero Afghanistan
Di Kota Chongjin, Provinis Hamgyong Utara, pasien mengeluhkan meningkatnya yang menderita demam dan batuk.
Seorang sumber yang meminta anonimitas mengungkapkan semua apotik buka 2 jam sehari, tetapi tak ada obat dan pengobatan herbal yang memiliki efikasi telah diverifikasi.
“Mereka mengeluh mengatakan, ‘Apa warga Pyongyang satu-satunya warga di negara ini? Apakah tak masalah bagi kami di provinsi untuk mati’,” kata sumber tersebut dilansir dari Radio Free Asia.
Di Pyongsong, Pyongan Selatan, warga secara ilegal menjual darah rusa dari rumah mereka.
Mereka menegaskan bahwa obat tersebut efektif untuk melawan Covid-19.
“Tipe darah rusa yang dijual di pasar gelap untuk darah mentah dan bubuk darah kering,” ujar sumber yang merupakan seorang warga.
“Darah mentah di sebuah botol penisilin dihargai sekitar 10.000 won atau setara Rp26.000, sedangkan bubuk darah di botol penisilin seharga 5.000 won (Rp13.000),” tambahnya.
Baca Juga: Kecelakaan Aneh, Nelayan Nyaris Tewas Setelah Ikan Loncat Masuk Mulut dan Terjebak di Tenggorokan
Menurut sumber itu darah mentah sangat sulit dijual karena gampang tumpah.
“Jadi warga mengeringkannya dan menjualnya. Saat rusa melahirkan, saat itu plasenta keluar. Mereka kemudian mengeringkannya dan menjualnya untuk pengobatan virus Corona,” katanya.
Seorang penduduk di Pyongan Utara, juga menyebut obat darah rusa juga dijual di tempatnya.
Ia mengatakan bahwa alih-alih menangkap rusa di alam liar, para pekerja di peternakan rusa yang memasok daging dan produk sampingan lainnya untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, keluarganya dan pejabat tinggi lainnya, menjual ilegal darah rusa di pasar gelap.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.