MANILA, KOMPAS.TV - Presiden terpilih Filipina Ferdinand Marcos Jr hari Rabu (18/5/2022) memilih untuk mengintensifkan hubungan bilateral dengan China, sambil meredakan ketegangan antara kedua negara.
Marcos Jr seperti dilaporkan Straits Times, Rabu (18/5/2022), mengatakan hubungan negaranya dengan China akan berkembang dan bergeser ke tingkat yang lebih tinggi di bawah pemerintahannya. Beijing, katanya, telah meyakinkannya akan dukungannya untuk "kebijakan luar negerinya yang independen".
Ferdinand Marcos Jr, yang menang telak pemilu Filipina pekan lalu, menyebut dia mengadakan pembicaraan "sangat substansial" melalui telepon pada Rabu (18/5/2022) dengan Presiden China Xi Jinping, yang setuju untuk mendiskusikan masalah yang lebih komprehensif.
Presiden Filipina terpilih saat ini berusia 64 tahun yang merupakan anak dan memiliki nama sama dengan mantan diktator Filipina Ferdinan Marcos. Dia mengatakan, Xi juga mengakui peran mendiang ayahnya dalam membuka hubungan diplomatik antara kedua negara.
"Jalan ke depan adalah untuk memperluas hubungan kita, tidak hanya diplomatik, tidak hanya perdagangan, tetapi juga budaya, bahkan pendidikan, pengetahuan, kesehatan, untuk mengatasi perselisihan kecil apa pun yang kita miliki saat ini," kata Marcos Jr. dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Sihir Politik Sang Diktator Ferdinand Marcos Belum Sirna dari Filipina
"Saya mengatakan kepadanya (Xi Jinping), kita tidak boleh membiarkan konflik atau kesulitan apapun yang kita miliki sekarang antara kedua negara kita menjadi penting secara historis."
Filipina dan China memiliki hubungan yang sulit dalam beberapa tahun terakhir atas klaim teritorial Beijing yang luas dan tindakan penjaga pantai dan armada penangkap ikannya di Laut China Selatan. Laut yang berbatasan dengan sejumlah negara ini dilalui oleh setidaknya perdagangan dunia senilai 3,4 triliun dollar AS.
Percakapan telepon Xi Jinping dan Ferdinan Marcos Jr berfokus pada hubungan bilateral dan pembangunan regional, kata Kedutaan Besar China di Manila.
Marcos Jr memenangkan kursi kepresidenan dengan hampir 59 persen suara minggu lalu. Dia akan mulai resmi menjabat pada akhir Juni.
Banyak analis mengharapkan Marcos untuk mencari hubungan yang lebih kuat dengan Beijing, melanjutkan kebijakan pemulihan hubungan Presiden Rodrigo Duterte, sambil mempertahankan hubungan dekat dengan sekutu pertahanan dan bekas kekuatan kolonial Amerika Serikat.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.