ZAPORIZHZHIA, KOMPAS.TV — Pasukan Rusia menyerbu pabrik baja yang berisi kantong perlawanan terakhir Ukraina di Mariupol, Selasa (3/5/2022). Penyerangan ini bersamaan dengan evakuasi sejumlah warga sipil dari pabrik tersebut.
Osnat Lubrani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, mengatakan bahwa berkat upaya evakuasi selama akhir pekan, sebanyak 101 orang dapat dikeluarkan dari bunker di pabrik baja tersebut.
Mereka terdiri dari orang tua, perempuan dan 17 anak-anak. Mereka akhirnya keluar dari bunker setelah berlindung selama dua bulan di bawah tanah.
Seorang pengungsi mengatakan dia tidur di pabrik tersebut setiap malam dan merasa takut tidak akan bangun keesokan harinya.
Baca Juga: 25 Warga Sipil Tinggalkan Pabrik Baja Azovstal di Mariupol, tapi Tak Diketahui Pindah ke Mana
“Anda tidak dapat membayangkan betapa menakutkannya ketika Anda duduk di tempat penampungan, di ruang bawah tanah yang basah dan lembap, yang memantulkan suara dan bergetar,” kata Elina Tsybulchenko, 54 tahun.
"Kami berdoa kepada Tuhan agar rudal terbang di atas tempat perlindungan kami, karena jika itu mengenai tempat perlindungan, kami semua akan selesai," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Pengungsi yang dievakuasi berjalan dari bus ke tenda yang jauh lebih nyaman daripada kehidupan mereka di bunker selama berminggu-minggu. Di tenda pengungsian, mereka mendapatkan makanan hangat, popok untuk balita, dan koneksi ke dunia luar. Ibu-ibu di pengungkuan terlihat memberi makan anak kecil. Beberapa pengungsi juga melihat-lihat rak yang berisi pakaian yang disumbangkan, termasuk pakaian dalam baru.
Namun demikian, bagi warga yang masih tertinggal di bunker masih harus menghadapi hari-hari suram. Komandan Ukraina mengatakan pasukan Rusia yang didukung oleh tank mulai menyerbu pabrik yang luas, yang mencakup labirin terowongan dan bunker yang tersebar di lahan 11 kilometer persegi.
Baca Juga: Rusia Dituduh Curi 2.000 Karya Seni di Mariupol, Ukraina Siapkan Proses Pidana atas Penjarahan
Berapa banyak pejuang Ukraina yang bersembunyi di dalam bunker masih belum diketahui. Rusia menyebut sekitar 2.000 pejuang berada di dalam bunker dan 500 orang di antaranya terluka. Beberapa ratus warga sipil juga masih berada di sana, menurut keterangan dari Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
“Kami akan melakukan segala yang dapat dilakukan untuk menghalau serangan itu. Namun kami menyerukan tindakan evakuasi sesegera mungkin, bagi warga yang masih ada di dalam bunker,” ujar Sviatoslav Palamar, wakil komandan Resimen Azov Ukraina.
Dia menambahkan bahwa sepanjang malam, pabrik itu terkena tembakan artileri angkatan laut dan serangan udara. Dua wanita sipil tewas dan 10 warga sipil terluka, katanya.
Dalam video pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa dengan menyerbu pabrik baja, pasukan Rusia melanggar kesepakatan untuk evakuasi yang aman.
Dalam perkembangan medan perang lainnya, pasukan Rusia menembaki sebuah pabrik kimia di kota timur Avdiivka, yang menewaskan sedikitnya 10 orang.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.