MOSKOW, KOMPAS.TV - Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR), entitas separatis di timur Ukraina, menyebut operasi militer di kawasan Donbass akan “diintensifkan” dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan Pushilin seiring pengumuman Moskow bahwa invasi akan difokuskan ke timur Ukraina.
Dia tak membeberkan detail kapan pengintensifan operasi militer itu akan dimulai.
“Karena kombinasi berbagai faktor dalam situasi kompleks saat ini, dan karena provokasi oleh rezim di Kiev, termasuk pengeboman di (stasiun) Kramatorsk, kami yakin bahwa operasi pembebasan mesti diintensifkan,” kata Pushilin dikutip TASS, Senin (11/4/2022).
Baca Juga: Rusia Incar Donbass, Jerman: Ukraina Butuh Lebih Banyak Bantuan Persenjataan Berat
Sebelumnya, Pushilin dan pemimpin Republik Rakyat Luhansk (LPR) meminta bantuan militer kepada Vladimir Putin. Putin pun menyetujuinya hingga dimulailah invasi ke Ukraina pada 24 Februari silam.
Rusia tadinya berupaya menyerang ibu kota Kiev. Namun, pasukan Rusia gagal menembus ibu kota dan menarik mundur pasukannya.
Pada awal Maret lalu, Rusia mengumumkan “tahap kedua” invasi dengan memfokuskan operasi militer di kawasan Donbass.
Kremlin pun berdalih pihaknya selama ini sebatas menargetkan Donbass, bukan Ukraina secara keseluruhan.
Otoritas Ukraina dan negara-negara Barat menyebut Rusia dan kelompok separatis yang disokongnya menyiapkan serangan besar ke kawasan Donbass.
“Saya tidak bisa menyinggung detail apa pun saat ini, semuanya akan bisa dilihat dalam waktu yang sangat dekat,” pungkas Pushilin.
Baca Juga: Putin Jadi Sasaran Kemarahan Janda Tentara Rusia: Ia Membawa Mereka ke Penggilingan Daging
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.