Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Sebut Ukraina Usul Jadi Negara Demiliterisasi Netral seperti Swedia, Punya Tentara Sendiri

Kompas.tv - 16 Maret 2022, 22:15 WIB
rusia-sebut-ukraina-usul-jadi-negara-demiliterisasi-netral-seperti-swedia-punya-tentara-sendiri
Pembantu Senior Presiden Rusia dan kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky. Pada Rabu (16/3/2022), Medinsky mengungkap bahwa Ukraina mengusulkan menjadi negara demiliterisasi netral serupa Swedia dan Austria yang memiliki angkatan bersenjata sendiri. (Sumber: Maxim Guchek/BelTA Pool Photo via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Iman Firdaus

MOSKOW, KOMPAS.TV – Kiev mengusulkan menjadi negara demiliterisasi serupa Swedia atau Austria yang memiliki angkatan bersenjata sendiri. Usul ini terkait status netral Ukraina dan jaminan keamanan yang menjadi tuntutan Rusia dalam perundingan negosiasi antara kedua negara demi mencapai kesepakatan damai.

Kini, status netral Ukraina dan berbagai macam masalah terkait ukuran angkatan bersenjata negara itu tengah dibahas dalam perundingan. Ini diungkap kepala juru runding Rusia Vladimir Medinsky.

“Pelestarian dan pengembangan status netral Ukraina dan berbagai macam masalah yang berkaitan dengan ukuran angkatan bersenjata Ukraina sedang dibahas,” kata Medinsky, dilansir dari TASS, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Ukraina Klaim Tewaskan Empat Jenderal Rusia Selama Invasi, Mayjen Oleg Mityaev Paling Baru

“Ukraina mengusulkan (menjadi) negara demiliterisasi netral versi Austria, Swedia, yaitu negara yang punya tentara dan angkatan laut,” ujarnya seraya mengimbuhkan, “Seluruh masalah ini tengah didiskusikan di level kepemimpinan kementerian pertahanan Rusia dan Ukraina.”

Sang pembantu senior Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengatakan, Ukraina memegang netralitas saat ini. Netralitas itu diabadikan dalam Deklarasi Kedaulatan Ukraina dan merupakan kondisi dimana Ukraina memisahkan diri dari Uni Soviet.

“Tentu saja, masalah utama bagi kami adalah status Krimea dan Donbass dan sejumlah masalah kemanusiaan termasuk de-Nazifikasi, hak-hak warga yang berbahasa Rusia dan status bahasa Rusia, dan lain-lain,” papar Medinsky.

Baca Juga: Senat AS Siap Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Vladimir Putin di Ukraina

Sang negosiator Kremlin itu juga menyebut, negosiasi dengan Kiev berjalan alot dan lamban. Namun, tekannya, Rusia berharap perdamaian segera terwujud. 

“Perundingan berjalan alot dan lambat. Tentu saja, kami ingin mereka maju lebih cepat. Itu keinginan tulus Rusia. Kami ingin mencapai perdamaian secepat mungkin,” ujarnya. 

Namun, Medinsky menegaskan bahwa ia tak ingin terlalu fokus pada beragam masalah yang muncul dalam proses negosiasi.

“Upaya negara kami dan tugas dari presiden adalah mencapai perdamaian di tanah Ukraina, untuk menyaksikan negara yang damai, netral dan bersahabat, yang tidak akan menjadi benteng NATO atau benteng kekuatan yang hendak membahayakan negara kami,” tutupnya.

Baca Juga: Sadar Ukraina Tak Bisa Jadi Anggota NATO, Zelensky Legawa: Kami Harus Mengakuinya


 




Sumber : TASS




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x