LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan petunjuk bahwa dirinya sudah tidak berharap Ukraina bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Ini menjadi salah satu titik balik penting konflik dengan Rusia.
Dalam pidato kepada para pemimpin Pasukan Ekspedisi Gabungan yang dipimpin Inggris pada Selasa (15/3/2022), seperti dilaporkan CNN, posisi Zelensky tampaknya bergeser jauh dari apa yang sampai saat ini dilihat sebagai ambisi utama Ukraina.
"Selama bertahun-tahun kami telah mendengar tentang bagaimana pintu seharusnya terbuka (untuk keanggotaan NATO), tetapi sekarang kami mendengar, kami tidak dapat masuk (pintu tersebut). Dan itu benar, dan itu harus diakui," katanya.
"Saya senang rakyat kami mulai memahami hal ini dan mengandalkan diri mereka sendiri dan pada mitra yang membantu kami," tambahnya.
Aliansi keamanan dari 30 negara Amerika Utara dan Eropa ini dibentuk pada tahun 1949 sebagai respons atas dimulainya Perang Dingin. Tujuan awalnya adalah untuk melindungi Barat dari ancaman yang ditimbulkan oleh Uni Soviet.
Sejak akhir Perang Dingin, banyak bekas negara satelit Soviet telah bergabung dengan NATO. Ini berarti Rusia sekarang berbagi perbatasan darat dengan aliansi militer terbesar di dunia, meredam ambisi geopolitik pemimpin Rusia Vladimir Putin di tempat yang dulunya merupakan lingkup pengaruh Moskow.
Baca Juga: Sadar Ukraina Tak Bisa Jadi Anggota NATO, Zelensky Legawa: Kami Harus Mengakuinya
Keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah salah satu alasan utama yang dikutip Putin untuk membenarkan invasi Rusia ke Ukraina. Saat ini, status Ukraina adalah mitra NATO.
Zelensky mengkritik keefektifan ketentuan Pasal 5 NATO, prinsip bahwa serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua, dan menyebutnya "lemah."
Komentarnya muncul ketika kota-kota utama di Ukraina, termasuk di sekitar Kiev dan Mariupol, mengalami kerusakan parah dan situasi berubah mengerikan bagi penduduk.
Amerika Serikat menolak memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina atau memasok negara itu dengan jet. Ini dua hal yang berulang kali diminta oleh Zelensky, karena dipandang dapat menjadi konfrontasi langsung dengan Rusia.
“Beberapa negara aliansi mengintimidasi diri mereka sendiri, mengatakan mereka tidak dapat menjawab. Mereka tidak dapat berhadapan dengan rudal dan pesawat Rusia di langit Ukraina. Karena ini, kata mereka, akan menyebabkan eskalasi, dan itu akan menyebabkan Perang Dunia Ketiga. ... Dan apa yang akan mereka katakan jika Rusia melangkah lebih jauh ke Eropa, menyerang negara lain? Saya yakin hal yang sama mereka katakan ke Ukraina. Pasal 5 perjanjian NATO tidak pernah selemah saat ini. Ini hanya pendapat kami," ucap Zelensky.
Baca Juga: Kremlin Siap Negosiasi Kembali dengan AS-NATO, tetapi Tegaskan Situasi Sudah ‘Berubah Drastis’
Dalam sebuah wawancara, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebutnya sebagai "cerminan kenyataan" bagi Zelensky bahwa Ukraina tidak akan bisa bergabung dengan NATO dalam waktu dekat.
“Saya tidak berpikir itu konsesi. Saya pikir pertama-tama itu adalah cerminan dari kenyataan bahkan sebelum agresi oleh Rusia ini, Ukraina tidak akan masuk ke NATO, misalnya besok. Alasan yang disebut Putin untuk menyerbu Ukraina, bahwa negara itu berupaya gabung dengan NATO, itu salah. Itu bohong," kata Blinken.
Menurut Blinken, tindakan Putin ini adalah tentang "menyangkal kemerdekaan dan eksistensi Ukraina".
Blinken menyebut dukungan Amerika Serikat untuk Ukraina "luar biasa" dan mengatakan dukungan itu berlanjut "untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki sarana untuk mempertahankan diri".
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.