KIEV, KOMPAS.TV – Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko ikut turun ke jalan dan angkat senjata mempertahankan negaranya dari gempuran serangan tentara Rusia.
Pada Jumat (25/2/2022), Poroshenko bertahan bersama sejumlah personel batalion pertahanan teritorial di pusat kota Kiev. Ia menyebut bahwa posisinya bertahan berjarak hanya sekitar 2-3 kilometer dari bentrokan antara pasukan Rusia dan Ukraina.
“Putin menyatakan perang bukan terhadap Ukraina, tapi pada seluruh dunia,” ujarnya dalam wawancara dengan CNN, Jumat (25/2).
Baca Juga: Putin Setujui Permintaan Berunding Presiden Ukraina, Siap Kirim Delegasi Tingkat Tinggi ke Belarusia
Poroshenko menyebut sosok Presiden Rusia Vladimir Putin yang memerintahkan serangan militer skala penuh ke Ukraina sejak Kamis (24/2) pagi, sebagai orang gila.
“Putin (itu) edan, gila, jahat, datang kemari untuk membunuh rakyat Ukraina,” ujar lelaki 56 tahun yang sempat memimpin Ukraina periode 2014 – 2019 itu.
Lebih lanjut ia menyatakan, Ukraina membutuhkan dukungan dan bantuan Barat, termasuk sejumlah sanksi berat untuk melemahkan Rusia.
Sanksi-sanksi itu termasuk menendang Rusia keluar dari SWIFT, jaringan sistem transaksi keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan institusi keuangan di seluruh dunia. Pun, larangan bagi pesawat dan kapal Rusia di pelabuhan-pelabuhan Uni Eropa dan NATO.
“Penting bagi kami untuk tak merasa sendirian, bahwa Anda bersama kami,” ujarnya.
Baca Juga: Ukraina Dibiarkan Sendiri karena Eropa dan AS Tak Mau Perang Nuklir Lawan Rusia
Disinggung tentang dirinya yang menjadi target khusus Rusia, Poroshenko pun mengiyakan. Sambil tertawa kecil, mantan menteri luar negeri ini menerangkan, ia merasa sudah menjadi target spesifik Rusia selama 8 tahun terakhir.
Saat ditanya tentang persenjataan yang dimiliki kelompoknya untuk menahan gempuran serangan tentara Rusia, Poroshenko sempat tersenyum seraya berkilah, “Ini (pertanyaan) mudah.”
“Kalashnikov laras pendek,” sahutnya seraya menunjukkan senapan buatan Rusia, lalu melanjutkan, “Sebelumya ada 300 personel pertahanan teritorial, 2 senapan mesin. Kurang lebihnya itu saja.”
“Kami tak punya artileri berat, tak punya tank, tak ada peluncur (rudal). Tapi ada banyak orang-orang biasa yang ingin bergabung dengan kami, tapi kami tak punya cukup senjata,” imbuhnya.
Mimik Poroshenko berubah serius saat ia mengatakan, “Ini sungguh sangat menyentuh, sungguh menunjukkan betapa rakyat Ukraina benci Putin, dan bahwa kami sangat menentang agresi Putin.”
Baca Juga: Rusia Sandera Pegawai PLTN Chernobyl, Level Radiasi di Kiev Alami Peningkatan
Saat presenter CNN John Berman bertanya berapa lama ia dan batalionnya bisa bertahan menahan gempuran tentara Rusia, Poroshenko tampak terdiam sejurus.
Lalu, dengan penuh kesungguhan, Poroshenko pun menjawab dengan suara tercekat, “Selamanya.”
“Menurut saya, Putin tak akan pernah mengalahkan Ukraina, tak peduli betapa banyak tentara, rudal, senjata nuklir yang dia punya. Kami rakyat Ukraina adalah orang-orang bebas, dengan masa depan Eropa yang hebat,” pungkasnya dengan mata berkaca-kaca.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.