JENEWA, KOMPAS.TV - "Pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Selasa (18/1/2022), seraya memperingatkan adanya narasi bahwa varian Omicron yang menyebar cepat adalah bebas risiko, sepeti dilansir Straits Times, Rabu, (19/1/2022).
"Pandemi ini belum berakhir," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dari kantor pusat WHO di Jenewa.
Tedros memperingatkan agar tidak menganggap enteng virus corona varian Omicron, yang telah menyebar seperti api di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di Afrika selatan pada bulan November lalu.
Varian Omicron dari Covid-19 jauh lebih menular dari pada jenis sebelumnya, tetapi tampaknya menyebabkan penyakit yang kurang serius.
Temuan itu memicu perdebatan tentang virus yang beralih dari pandemi menjadi endemi, dengan implikasi bahwa bahaya akan berlalu.
Tetapi WHO memperingatkan banyaknya orang yang terinfeksi akan berarti banyak orang yang rentan masih jatuh sakit parah dan sekarat.
"Omicron mungkin kurang parah, rata-rata, tetapi sungguh menyesatkan narasi bahwa itu adalah penyakit ringan," kata Tedros.
"Jangan salah: Omicron menyebabkan rawat inap dan kematian, dan bahkan kasus yang tidak terlalu parah membanjiri fasilitas kesehatan," imbuhnya.
Dia mengatakan ada indikasi lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu Omicron mungkin mencapai puncaknya di beberapa negara.
Baca Juga: Varian Omicron Berbahaya Bagi Mereka yang Belum Vaksinasi Covid-19, Kata WHO
Hal itu memberi harapan bahwa yang terburuk dari gelombang terbaru ini selesai, tetapi belum ada negara yang keluar dari kesulitan.
Tedros mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk menghilangkan tekanan pada sistem kesehatan
Terutama di negara-negara yang masih memiliki cakupan vaksinasi yang rendah.
"Sekarang bukan waktunya untuk menyerah dan mengibarkan bendera putih. Kami masih dapat secara signifikan mengurangi dampak gelombang (serangan) saat ini dengan berbagi dan menggunakan alat kesehatan secara efektif, serta menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang kami tahu berhasil," katanya.
Data menunjukkan vaksin Covid-19 yang ada saat ini kurang efektif dalam melindungi dari penularan Omicron dibandingkan dengan jenis sebelumnya.
Tetapi Tedros menekankan tetap penting untuk memastikan akses yang lebih luas dan lebih adil atas vaksin Covid-19.
"Vaksin mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi dan penularan Omicron dibandingkan dengan varian sebelumnya, tetapi vaksin masih sangat bagus untuk mencegah penyakit serius dan kematian," katanya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.