BERLIN, KOMPAS.TV – Lembaga penyiaran Jerman Deutsche Welle menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan kerja sama dengan mitra di Yordania, Roya TV, Minggu (5/12/2021). Penangguhan dilakukan karena kekhawatiran tentang konten dan karikatur anti-Israel dan anti-semit di media sosial Roya TV.
Deutsche Welle (DW) mengatakan telah menjalin kemitraan dengan Roya TV karena lembaga penyiaran tersebut membahas isu-isu seperti kesetaraan gender, hak-hak minoritas di Yordania dan mempromosikan literasi media kaum muda.
Tetapi Guido Baumhauer, seorang eksekutif senior di perusahaan Jerman, mengatakan bahwa mereka harus mengevaluasi kembali kerja sama karena beberapa konten yang disebarluaskan melalui saluran media sosial Roya TV tidak konsisten dengan nilai-nilai DW.
Baca Juga: Bom Perang Dunia Kedua Meledak di Muenchen Jerman, 3 Luka-Luka
DW itu mengatakan dengan keras bahwa mereka menjauhkan diri dari konten semacam itu dan menyesali penilaian awalnya bahwa Roya TV tidak anti-Israel.
Hingga saat ini belum ada komentar dari Roya TV mengenai masalah ini.
Israel dan Yordania berdamai pada tahun 1994 dan memiliki hubungan keamanan yang erat. Namun, hubungan diplomatik kedua negara mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir karena masalah di kompleks Al-Aqsa di Yerusalem. Selain itu, masalah perluasan permukiman Yahudi Israel di Tepi Barat juga semakin memperbesar ketegangan.
Pada hari Jumat, DW mengatakan dalam kasus terpisah bahwa mereka menangguhkan empat karyawan dan satu pekerja lepas selama penyelidikan, dengan tuduhan bahwa mereka menyatakan pandangan anti-Israel dan antisemit.
Baca Juga: Media Jerman Sebut Robert Lewandowski Ditipu dalam Penghargaan Ballon dOr
Harian Jerman Sueddeutsche Zeitung telah mengutip komentar media sosial yang diduga dibuat oleh anggota layanan bahasa Arab DW, termasuk beberapa pihak yang tampaknya meremehkan Holocaust atau mengabadikan stereotip anti-Yahudi.
DW mengatakan pihaknya meminta penyelidikan eksternal yang independen. Penyelidikan akan dilakukan oleh mantan Menteri Kehakiman Jerman Sabine Leutheusser-Schnarrenberger dan psikolog Ahmad Mansour.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.