KHARTOUM, KOMPAS.TV - Aparat keamanan Sudan menangkap tiga tokoh aktivis demokrasi di tengah demonstrasi anti-kudeta militer. Hal tersebut dikonfirmasi oleh pihak keluarga aktivis dan sejawat pada Rabu (27/10/2021).
Salah satu aktivis adalah Ismail Al-Taj, pemimpin Asosiasi Profesional Sudan yang terlibat aktif dalam demonstrasi pengulingan diktator Omar Al-Bashir pada 2019 silam.
Dua yang lain adalah Sediq Al-Sadiq Al-Mahdi, salah satu pemimpin Partai Umat Nasional, partai politik terbesar Sudan. Serta Khalid Al-Silaik, mantan penasihat media perdana menteri Sudan.
Tiga tokoh tersebut dikenal vokal menentang kudeta militer Sudan pada Senin (25/10) kemarin. Mereka menyerukan publik menghadiri protes penghentian kudeta.
Baca Juga: Kronologi Kudeta Sudan: Dipicu Konflik Sipil vs Militer dan Warisan Ekonomi Diktator
Protes kudeta sendiri diikuti puluhan ribu orang di Sudan. Mereka memblokade jalan dan membakar ban.
Para aktivis pun disebut merencanakan demonstrasi besar pada Sabtu (30/10) besok.
Demonstran dilaporkan berkonfrontasi dengan aparat keamanan. Menurut Komite Dokter Sudan, setidaknya enam orang tewas dan lebih dari 140 orang luka-luka akibat aksi represif aparat keamanan.
Khalid Al-Silaik dilaporkan ditangkap setelah diwawancara Al-Jazeera. Dalam wawancara tersebut, ia menyebut pemerintahan Perdana Menteri Abdalla Hamdok adalah pemerintahan sah Sudan.
“Apa yang dilakukan Jenderal Burhan (panglima militer Sudan) sepenuhnya adalah kudeta. Rakyat akan meresponsnya beberapa hari ke depan,” kata Al-Silaik.
Jenderal Burhan membubarkan dewan pemerintahan transisi dan menangkap Abdalla Hamdok pada Senin (25/10) lalu.
Komunitas internasional mengecam kudeta yang dilakukan Sudan. Uni Afrika pun membekukan status keanggotaan negara itu pada Rabu (27/10).
Jenderal Burhan sendiri berjanji tetap akan menggelar pemilu yang dijadwalkan pada 2023. Namun, banyak pengamat yang meragukan komitmen militer.
Baca Juga: Kudeta Militer di Sudan, AS Bekukan Bantuan USD700 Juta dan PBB Laporkan Situasi Memanas
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.