Kompas TV internasional kompas dunia

Serangan Udara Ethiopia ke Ibu Kota Tigray Tewaskan 3 Anak-Anak

Kompas.tv - 18 Oktober 2021, 22:15 WIB
serangan-udara-ethiopia-ke-ibu-kota-tigray-tewaskan-3-anak-anak
Pemandangan Mekele, ibu kota Tigray, Ethiopia dari lubang peluru bekas pertempuran yang mengenai kaca jendela Rumah Sakit Ayder Referral. Foto diambil pada Mei 2021. (Sumber: Ben Curtis/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

MEKELE, KOMPAS.TV - Ibu kota Negara Bagian Tigray, Mekele, dihantam serangan bom oleh militer Ethiopia pada Senin (18/10/2021). Sejumlah saksi mata menyebut serangan ini menewaskan tiga anak-anak dan melukai banyak orang.

Serangan ini adalah bagian dari Perang Saudara Ethiopia yang meletus sejak November 2020 lalu.

Pemerintah menyerang Mekele yang dikuasai pemberontak sejak Juni 2021. Ibu kota Tigray menjalani masa yang cukup damai sebelum serangan udara ini.

Dua pekerja organisasi kemanusiaan mengonfirmasi serangan ini kepada Associated Press pada Senin.

Sementara itu, pihak militer Ethiopia belum mengonfirmasi serangan udara tersebut hingga berita ini diturunkan.

Baca Juga: 125 Orang Tewas Dibantai di Ethiopia, Pemberontak Tigray Membantah sebagai Pelakunya

Seorang warga Mekele, Kindeya Gebrehiwot, menyebut militer Ethiopia mengebom sebuah pasar yang ramai. Ia menyebut banyak orang terluka akibat ledakan.

Seorang warga lain yang minta namanya disamarkan menyebut bom pertama dijatuhkan di luar pusat kota dan membunuh tiga anak-anak. Bom kedua disebut melukai tujuh orang dan membuat sebuah hotel rusak parah.

Informasi mengenai serangan udara di Tigray masih simpang siur. Pasalnya, akses komunikasi ke Tigray dan dua wilayah pertempuran lain, Amhara dan Afar, diputus oleh pemerintah Ethiopia.

Perang sipil antara Ethiopia dan pemberontak Tigray bermula dari kebijakan Perdana Menteri Abiy Ahmed yang menyingkirkan tokoh Tigray dari pemerintah pusat. Perselisihan politik ini kemudian berujung perang yang telah menewaskan ribuan orang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), negara-negara Afrika, serta Uni Eropa dan Amerika Serikat mendesak kedua pihak menyepakati gencatan senjata dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan.

Akan tetapi, masing-masing pihak yang berperang belum menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti.

“Kemungkinan sebuah dialog damai, yang ditunggu-tunggu rakyat Tigray, sudah tidak ada lagi,” tulis pernyataan pemberontak Tigray pada Minggu (17/10) kemarin.

Baca Juga: Puluhan Mayat dengan Kondisi Mengenaskan Ditemukan Mengambang di Sungai Perbatasan Ethiopia – Sudan


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x