NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekitar satu juta anak di Afghanistan terancam mengalami kekurangan gizi akut dan meninggal pada tahun ini. Demikian diungkapkan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi persoalan anak-anak, UNICEF.
“Tanpa tindakan yang cepat, sekitar 1 juta anak di Afghanistan diperkirakan akan menderita akibat kekurangan gizi akut yang parah pada 2021 dan berpotensi meninggal,” bunyi siaran pers yang dirilis UNICEF, Sabtu (9/10/2021).
Deputi Direktur Eksekutif UNICEF Omar Abdi belum lama ini melakukan kunjungan selama empat hari ke Afghanistan dan Pakistan. Selama di Afghanistan, Abdi mengunjungi Rumah Sakit Anak-Anak Indira Gandhi di Kabul.
Ancaman terjadinya kekurangan gizi akut pada anak-anak di Afghanistan diperparah dengan merebaknya campak dan diare akut.
Baca Juga: WHO Peringatkan Potensi Kolapsnya Sistem Kesehatan Afghanistan
Saat bertemu dengan para pejabat pemerintah Afghanistan di bawah Taliban, Abdi menyoroti pentingnya akses kesehatan bagi anak-anak, imunisasi, gizi, air bersih dan sanitasi, serta layanan perlindungan anak.
Abdi meminta program imunisasi polio, campak dan Covid-19 segera dilanjutkan untuk melindungi anak-anak dan masyarakat umum dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.
“UNICEF akan terus memperjuangkan hak-hak setiap anak perempuan, laki-laki, dan kaum wanita di Afghanistan. Tujuan kami adalah melihat Afghanistan di mana setiap anak perempuan dan laki-laki berada di sekolah, mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas, dan dilindungi dari segala bentuk kekerasan,” ujar Abdi.
“Otoritas de facto, negara-negara anggota PBB, organisasi donor dan kemanusiaan harus bertindak bersama-sama secepatnya untuk mencegah krisis kemanusiaan semakin memburuk demi kepentingan keberlangsungan anak-anak di Afghanistan,” imbuhnya.
Baca Juga: Taliban Beri Peringatan ke AS, Diminta Tak Usik Rezim Mereka di Afghanistan
Dari Kabul, Abdi melanjutkan lawatan ke Pakistan di mana ia mengunjungi sejumlah proyek kerja sama antara UNICEF dan pemerintah setempat.
Pakistan dan Afghanistan adalah dua negara di dunia di mana polio masih menjadi endemi.
“Kami menyambut baik penurunan jumlah kasus polio. Tapi pencapaian ini rapuh, dan kita mesti terus melakukan vaksinasi terhadap setiap anak untuk mengakhiri seterusnya penyakit yang melumpuhkan dan fatal ini,” ujar Abdi.
Baca Juga: Pertemuan Perdana Taliban-AS, Bicarakan Bantuan Kemanusiaan dan Angkat Pembekuan Dana Afghanistan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.