YERUSALEM, KOMPAS.TV - Pesawat Israel menyerang serangkaian sasaran di Jalur Gaza Senin (13/9/2021) pagi sebagai tanggapan atas peluncuran roket dari wilayah yang dikuasai Hamas. Serangan itu telah terjadi selama tiga hari berturut-turut, dalam pertempuran antara kedua belah pihak. Ketegangan meningkat setelah pekan lalu enam orang narapidana Palestina melarikan diri dari penjara Israel.
Militer Israel melaporkan tiga peluncuran roket terpisah pada Minggu malam dan Senin pagi, dengan mengatakan setidaknya dua di antaranya dicegat oleh pertahanan roketnya. Sebagai tanggapan, mereka mengatakan telah menyerang sejumlah sasaran Hamas.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Israel Longgarkan Blokade Gaza, Analis: Dampaknya Tidak akan Terasa
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada hari Minggu (12/9/2021) menyerukan pendekatan baru untuk mengakhiri pertempuran Israel dengan Hamas. Ia menawarkan rencana investasi internasional pada infrastruktur di Gaza. Sebagai gantinya, Hamas harus menghentikan pembangunan militer dan menjaga ketenangan di kawasan.
“Kebijakan yang ditempuh Israel sampai sekarang tidak mengubah situasi secara substansial,” kata Lapid dalam pidatonya di Universitas Reichman, utara Tel Aviv. “Kita perlu mengubah arah,” tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Momen Tentara Israel Serang Warga Israel dengan Serangan Drone
Proposal telah dibuat sesuai dengan konsultasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Namun proposal ini tidak pernah dilaksanakan karena pertempuran, ketidakpercayaan yang mendalam, dan perpecahan internal yang terjadi di kedua pihak.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang akan digantikan Lapid pada 2023 berdasarkan perjanjian rotasi, belum berkomentar mengenai proposal ini.
Dalam kekerasan terbaru, Hamas menembakkan roket ke Israel yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan iron dome negara itu.
Selama akhir pekan lalu, Israel telah menangkap empat dari enam narapidana Palestina, yang melarikan diri dari penjara keamanan maksimum pada 6 September. Pencarian Israel terhadap dua narapidana lainnya masih terus berlanjut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.