MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dan Turki akan segera menandatangani kontrak baru untuk memasok Ankara dengan tambahan unit peluru kendali pertahanan udara S-400 dalam waktu dekat, mengutip kepala eksportir senjata Rosoboronexport Rusia seperti dilaporkan kantor berita Interfax hari Senin (23/08/2021).
Pembelian awal S-400 oleh Turki dari Rusia membuat hubungan Turki tegang dengan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya.
Washington memberi sanksi kepada Ankara dan mengancam akan menjatuhkan sanksi baru jika membeli lebih banyak sistem senjata utama dari Moskow.
Dari Ankara, Turki pada hari Kamis lalu secara resmi memastikan kekhawatiran sekutu NATO-nya bahwa mereka sudah melakukan pengujian sistem peluru kendali pertahanan S-400 buatan Rusia.
Uji coba rudal pertahanan udara senilai 2,5 miliar dollar yang dibeli tahun lalu dari Moskow digelar pekan lalu di Provinsi Sinop, Turki utara, tepat di Laut Hitam seberang wilayah Rusia.
Baca Juga: Amerika Serikat Hukum Turki Karena Beli Rudal S-400 Rusia
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam infrastruktur komando dan kendali NATO, tetapi akan digunakan sebagai sistem mandiri yang mirip dengan penggunaan S-300 buatan Rusia, senjata yang sudah ada di dalam NATO.
Dengan perbandingan ini, Akar secara implisit merujuk ke Athena yang memiliki rudal S-300 buatan Rusia di gudang senjatanya.
Baca Juga: Gerak Cepat Urus Afghanistan, Menlu China Telepon Menlu Pakistan dan Menlu Turki, Samakan Frekuensi
Para ahli percaya pernyataan resmi tentang pengujian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Turki dapat memicu ketegangan baru antara Ankara dan Washington, yang mengklaim rudal tersebut merupakan ancaman serius bagi peralatan militer NATO.
Sementara itu, jajaran menteri pertahanan NATO bertemu pada hari Kamis lalu untuk membahas masalah yang mempengaruhi keamanan NATO.
Sumber : Interfax/Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.