KABUL, KOMPAS.TV – Menyusul jatuhnya Kabul ke tangan kelompok pemberontak Taliban pada Minggu (15/8/2021), menimbulkan kepanikan dan kekacauan di jalanan ibu kota.
Banyak ruas jalan di Kabul dipenuhi mobil-mobil yang ditinggalkan para pemiliknya. Mereka bergegas pulang ke rumah, atau mencapai bandara untuk meninggalkan Afghanistan.
“Beberapa orang bahkan meninggalkan kunci mobil mereka di mobil dan berjalan kaki menuju bandara,” tutur seorang warga Kabul seperti dilansir dari The Straits Times, Senin (16/8/2021).
“Semua orang terburu pulang ke rumah karena khawatir perang meletus,” ujar seorang warga Kabul lainnya.
Baca Juga: Kabul Jatuh, Taliban Masuk Istana Kepresidenan Tuntut Kekuasaan Penuh atas Afghanistan
Pada Minggu pagi, para pengungsi yang berasal dari provinsi-provinsi yang kini telah dikuasai Taliban, tampak memadati sejumlah lokasi di Kabul.
Sejumlah keluarga tampak menurunkan barang bawaan mereka dari taksi, dan banyak keluarga yang menanti di luar gerbang kedutaan asing demi mengharap visa dan suaka untuk meninggalkan Afghanistan.
Sejumlah orang lainnya tampak memadati pertokoan di pusat kota untuk menimbun persediaan makanan dan barang. Mengutip Associated Press, ratusan orang lainnya pula tampak mengantre selama berjam-jam di depan sebuah bank untuk menarik simpanan uang mereka.
Para pegawai di berbagai kantor pemerintahan Afghanistan pun bergegas meninggalkan tempat kerja mereka begitu mendengar Taliban telah merangsek pinggiran kota Kabul pada Minggu.
Seorang pejabat Nato mengungkap, sejumlah staf Uni Eropa pula telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman di ibu kota.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengerahkan sejumlah helikopter untuk mengevakuasi staf kedutaan dan para diplomat dari kompleks kedutaan besar di distrik Wazir Akbar Khan ke bandara internasional di Kabul.
Baca Juga: Dramatis, AS Evakuasi Staf Kedutaan di Kabul Afghanistan Menggunakan Helikopter
Di bandara Kabul, ribuan warga Afghanistan tampak memadati tempat yang menjadi satu-satunya jalan keluar meninggalkan Afghanistan, lantaran Taliban telah menguasai seluruh pintu perbatasan darat.
Pasukan AS juga terus mengalir masuk ke bandara, di tengah kekhawatiran adanya kemungkinan “pemberontakan” dari para kontraktor keamanan Afghanistan bersenjata lengkap.
Para kontraktor keamanan Afghanistan itu rupanya belum yakin Washington akan memenuhi komitmen mengevakuasi mereka meninggalkan negeri yang kacau balau akibat peperangan itu.
Sumber : The Straits Times/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.