JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia mencapai tonggak suram hari ini, Rabu (4/8/2021). Hal ini menyusul lebih dari 100.000 orang meninggal karena Covid-19 sekaligus menjadi negara kedua di Asia yang menembus ambang batas menyedihkan, seperti dilaporkan Straits Times yang melansir Bloomberg, Rabu.
Setelah berminggu-minggu melampaui penghitungan kematian harian Covid-19 di dunia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu menambahkan 1.747 kematian pada hari Rabu (04/08/2021). Menurut data dari Kementerian Kesehatan, jumlah total yang meninggal di Indonesia akibat Covid-19 menjadi 100.636 jiwa
Kini Indonesia bergabung dengan 11 negara lain, termasuk Brasil dan India, yang telah kehilangan lebih dari 100.000 nyawa dalam pandemi yang dimulai tahun lalu. Kenyataan pahit itu menunjukkan bagaimana pusat penyebaran virus di dunia bergeser ke luar Eropa dan Amerika ke Asia Tenggara.
Walau jumlah kasus baru di Indonesia setiap hari lebih sedikit daripada Amerika Serikat, cakupan vaksinasi yang lebih rendah dan sistem perawatan kesehatan yang kurang lengkap menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi akibat virus Corona.
Hanya 8 persen dari 270 juta penduduk Indonesia yang sudah sepenuhnya divaksinasi Covid-19 per awal Agustus, dibandingkan dengan lebih dari setengahnya di AS, menurut pelacak vaksin Bloomberg.
Jumlah korban tewas meningkat sangat cepat bagi Indonesia. Lebih dari sepertiga kematian tercatat pada bulan Juli saja, ketika varian Delta yang sangat menular mulai menyapu, membanjiri rumah sakit dan menghabiskan pasokan tangki oksigen yang sangat dibutuhkan.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh perawatan yang terlambat, karena fasilitas kesehatan hanya dapat menerima pasien yang paling sakit meskipun menyiapkan tempat tidur di tempat parkir serta mengubah gedung apartemen menjadi pusat isolasi.
Setidaknya 2.837 orang meninggal saat isolasi mandiri di rumah atau di luar rumah sakit, karena pemerintah hanya mendesak mereka yang memiliki kasus parah untuk datang ke fasilitas kesehatan, menurut data yang dikumpulkan oleh platform crowdsourcing LaporCovid19.
Baca Juga: Masyarakat akan Diberi Vaksinasi Dosis Ketiga Tahun Depan
Pada awal Juli, pemerintah memberlakukan batasan pergerakan paling ketat di pulau Jawa dan di Bali untuk mengadang penyebaran virus, sebelum memperluas pembatasan serupa ke seluruh negeri.
Kasus harian sejak itu mulai mereda dari puncak yang dicapai pada 15 Juli, terutama di ibu kota Jakarta yang telah lama menjadi titik api penularan Covid-19. Infeksi sekarang menyebar ke provinsi di luar Jawa, termasuk di Kalimantan Timur dan Riau.
Indonesia berupaya mempercepat peluncuran vaksinnya dengan target pemberian 2,5 juta dosis per hari di bulan Agustus dan seterusnya, lebih dari dua kali lipat pada bulan Juli.
Terlepas dari upaya tersebut, kurangnya pasokan tetap menjadi kendala utama.
Mayoritas suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac datang dalam bentuk gelondongan sehingga perlu menjalani proses laboratorium selama dua bulan agar menjadi vaksin Covid-19 siap suntik.
Indonesia juga baru saja mulai menerima pengiriman vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan Moderna melalui program Covax dan kesepakatan bilateral.
Ketika negara-negara lain bergulat dengan kaum anti vaksin, kebanyakan orang Indonesia justru bergariah untuk ikut vaksinasi Covid-19 namun tidak memiliki akses.
Di antara mereka yang belum mendapatkan suntikan, 80 persen mengatakan mereka sedang menunggu slot, mencari dosis yang tersedia atau belum bisa mendapatkan suntikan karena berbagai alasan lain, seperti kondisi kesehatan atau kurangnya transportasi.
Lebih dari 65 persen dari mereka yang telah divaksinasi mengatakan mereka melakukannya karena pilihan pribadi, diikuti oleh 31 persen yang diperintahkan oleh tempat kerja mereka atau tokoh otoritas lainnya, menurut survei Juli oleh badan statistik.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.