Kompas TV internasional kompas dunia

PBB: Sedikitnya 138 Pengunjuk Rasa Tewas Dibunuh Aparat Keamanan Myanmar Sejak Kudeta

Kompas.tv - 16 Maret 2021, 02:36 WIB
pbb-sedikitnya-138-pengunjuk-rasa-tewas-dibunuh-aparat-keamanan-myanmar-sejak-kudeta
PBB mengatakan sedikitnya 138 pengunjuk rasa damai telah tewas dibunuh aparat keamanan Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari lalu. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan jumlah itu termasuk 38 orang tewas Minggu, (14/03/2021), di daerah Hlaing Thayer di Yangon dan 18 tewas Sabtu. Jumlah tersebut termasuk wanita dan anak-anak, menurut angka dari kantor hak asasi manusia PBB. (Sumber: UN Photo/Jean-Marc Ferré)
Penulis : Edwin Shri Bimo

MARKAS BESAR PBB, KOMPAS.TV - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Senin (15/03/2021) sedikitnya 138 pengunjuk rasa damai telah tewas dibunuh aparat keamanan Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari lalu, seperti dilansir Associated Press, Senin (15/03/2021).

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan jumlah itu termasuk 38 orang tewas Minggu, (14/03/2021), di daerah Hlaing Thayer di Yangon dan 18 tewas Sabtu. Jumlah tersebut termasuk wanita dan anak-anak, menurut angka dari kantor hak asasi manusia PBB.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "mengutuk keras kekerasan yang sedang berlangsung terhadap pengunjuk rasa damai ini dan pelanggaran terus menerus terhadap hak asasi manusia yang fundamental dari rakyat Myanmar," kata Dujarric.

Baca Juga: Minggu Berdarah! Jumlah Warga Tewas di Myanmar Lebih dari 30 Orang Dalam Satu Hari

Kepala PBB itu kembali menyerukan kepada masyarakat internasional, termasuk negara-negara kawasan, "untuk bersatu dalam solidaritas dengan rakyat Myanmar dan aspirasi demokratis mereka," kata juru bicara itu.

Utusan khusus PBB Christine Schraner Burgener mengeluarkan pernyataan sebelumnya yang mengutuk pertumpahan darah "karena militer menentang seruan internasional, termasuk dari Dewan Keamanan PBB untuk menahan diri, berdialog dan menghormati hak asasi manusia serta kebebasan fundamental," kata Dujarric.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x