Kompas TV internasional kompas dunia

Akhiri Konflik, Pemerintah Nepal dan Pemberontak Komunis Tandatangani Kesepakatan Damai

Kompas.tv - 5 Maret 2021, 23:52 WIB
akhiri-konflik-pemerintah-nepal-dan-pemberontak-komunis-tandatangani-kesepakatan-damai
Perdana Menteri Nepal Khadga Prassad Oli, kiri, dan pemimpin kelompok Partai Komunis Nepal Netra Bikram Chand angkat tangan saat penandatanganan perjanjian perdamaian di Kathmandu, Nepal, Jumat, 5 Maret 2021. Pemerintah Nepal dan kelompok pemberontak komunis secara resmi menandatangani perjanjian damai pada Jumat (05/03/2021) yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan. (Sumber: AP Photo/Niranjan Shrestha)
Penulis : Edwin Shri Bimo

KATHMANDU, KOMPAS.TV - Pemerintah Nepal dan kelompok pemberontak komunis secara resmi menandatangani perjanjian damai pada Jumat (05/03/2021) yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan, pemerasan, dan pemboman oleh pemberontak.

Pemimpin pemberontak Netra Bikram Chand, yang lebih dikenal dengan nama gerilyawannya Biplav, muncul dari persembunyiannya pada hari Jumat setelah pemerintah mencabut larangan terhadap Partai Komunis Nepal yang dipimpin biplav sehingga dapat mengambil bagian dalam penandatanganan publik perjanjian damai.

“Nepal memasuki era damai. Tidak ada lagi kekerasan di Nepal atau konflik kekerasan yang tersisa di Nepal,” Perdana Menteri Khadga Prasad Oli mengatakan pada upacara tersebut seperti dikutip Associated Press, Jum'at (05/03/2021).

Baca Juga: Badai Terjang Pedesaan di Nepal, 28 Orang Meninggal Dunia

Di bawah kesepakatan damai, pemerintah akan mencabut larangannya terhadap kelompok tersebut, membebaskan semua anggota partai dan pendukung dari penjara dan mencabut semua kasus hukum terhadap mereka.

Sebagai gantinya, kelompok pemberontak setuju untuk menghentikan semua kekerasan dan menyelesaikan masalah apapun melalui dialog damai.

Kelompok ini memisahkan diri dari Partai Komunis Maois, yang memerangi pasukan pemerintah antara tahun 1996 dan 2006, ketika menghentikan pemberontakan bersenjatanya, menyetujui pembicaraan damai yang dipantau PBB dan bergabung dengan politik arus utama.

Pertempuran itu menewaskan 17.000 orang, ratusan hilang dan banyak lagi yang cacat.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x