TOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang pada Sabtu (20/02/2021) menerima laporan efek samping potensial dari vaksin COVID-19, yakni ruam, setelah negara tersebut meluncurkan program vaksinasinya pada Rabu (17/02/2021).
Kantor perdana menteri Jepang mengatakan di Twitter, kasus itu terjadi pada Jumat (19/02/2021) di sebuah rumah sakit di Prefektur Toyama, Jepang tengah, seperti dilansir NHK, Sabtu, (20/02/2021)
Jepang menerima gelombang pertama vaksin COVID-19 yang terdiri dari 386.100 dosis buatan produsen obat Amerika Serikat Pfizer Inc. dan BioNTech SE pekan lalu, dan akan segera menerima gelombang kedua pada Minggu (21/02/2021).
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, 611 orang telah mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 di 16 fasilitas kesehatan sampai dengan Kamis (18/02/2021) pukul 17.00, tanpa adanya laporan reaksi alergi parah atau kematian setelah vaksin disuntikkan.
Baca Juga: Jepang Mulai Vaksinasi Massal Covid-19 Bagi Tenaga Kesehatan, Targetkan 40.000 Nakes Hingga Maret
Jika seseorang meninggal akibat efek samping setelah vaksinasi coronavirus, pemerintah akan membayar kompensasi sebesar 44,2 juta yen atau 5.8 miliar rupiah kepada keluarga yang ditinggalkan, menurut kementerian kesehatan Jepang itu.
Seorang pakar Jepang dari universitas Kitasato, Nakayama Tetsuo seperti dikutip NHK mengatakan, ruam hanyalah efek samping ringan yang terkadang muncul setelah vaksinasi flu dan penyakit menular lain.
Untuk itu Nakayama menegaskan agar masyarakat di Jepang tidak perlu khawatir.
Nakayama menjelaskan, ada zat bernama polyethylene glycol yang terkandung dalam vaksin, diketahui sebagai kemungkinan penyebab ruam di kulit mereka yang mendapat suntikan vaksin.
Lebih jauh dia menilai, sejauh ini tidak ada yang abnormal dari berbagai kasus yang dilaporkan pasca penyuntikan vaksin Covid-19 di Jepang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.