Bertransaksi dengan Korut, Perusahaan Indonesia Dikenai Denda

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sebuah perusahaan penyuplai kertas rokok asal Indonesia bersedia membayar denda 1,56 juta dollar Amerika atau setara Rp 21,97 miliar pada Departemen Kehakiman. Perusahaan bernama PT Bukit Muria Jaya itu terbukti bersalah melakukan penipuan bank terkait transaksi pengiriman barang ke Korea Utara.

“BMJ secara sengaja menipu bank-bank Amerika dan merendahkan integritas sistem finansial kami supaya tetap bisa berbisnis dengan Korea Utara,” kata Pelaksana Tugas Jaksa Agung Washington Michael R. Sherwin dalam sebuah rilis resmi.

Asisten Jaksa Agung Divisi Keamanan Nasional John Demers menyebut, BMJ melakukan transaksi illegal dengan skema canggih multinasional. Transaksi ini juga mengabaikan sanksi ekonomi Amerika Serikat terhadap Korea Utara.

Sanksi ini salah satunya mencegah bank di Amerika mentransfer dana pada rekening orang yang tinggal di Korea Utara.

Berdasarkan perjanjian penangguhan tuntutan BMJ mengakui telah menjual produk ke dua perusahaan Korea Utara dan satu perusahaan dagang China. BMJ menyatakan mengetahui barang mereka akan digunakan oleh warga Korea Utara.

BMJ dianggap menipu bank karena menerima uang pembayaran jual beli dari perusahaan Korea Utara lewat pihak ketiga.

Bila BMJ tetap mematuhi perjanjian, pemerintah Amerika akan menunda tuntutan selama 18 bulan. Setelah masa penundaan itu selesai, pemerintah Amerika akan mempertimbangkan membatalkan dakwaan pada BMJ.

Bukit Muria Jaya merupakan perusahaan pemroduksi kertas. Selain membuat kertas rokok, BMJ juga memproduksi kertas laminasi aluminium foil untuk bungkus rokok, kertas untuk bingkai dalam kotak rokok, dan kertas tiket pesawat.

BMJ berdiri pada 1989 dan berkantor di Karawang, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi barang untuk pasar internasional. Setiap tahun BMJ dapat memproduksi sekira 30 ribu ton kertas.